Kuliner Bandung
Lontong Medan Kak Zahra, Rasanya Lezat dan Lokasinya Jadi Tempat Kongkow Anak Muda Sumut di Bandung
Penganan yang terbuat dari beras dibungkus daun pisang dan direbus dalam air itu, telah lama mewarnai dunia kuliner di Indonesia.
Penulis: Fasko dehotman | Editor: Dedy Herdiana
Baca: Bikin Iri Banget, Para Hot Mama Ini Selalu Pamer Kebersamaan Bareng Sang Anak
Untuk menu lauknya, Anda bisa memilih antara daging rendang, daging ayam, dan telur rebus. yang tidak kalah enaknya.
Seporsi Lontong Medan Kak Zahra ini juga dilengkapi dengan tambahan krupuk merah.
Tidak lupa, sajian sambalnya dengan ukuran potongan cabai rawit dan merah yang cukup besar.
Sehingga memberikan sedikit sensasi asam, serta menambah kekayaan rasa sajian khas Lontong Medan Kak Zahra.
Selamat Hari Ibu! Inilah 20 Kata Mutiara Untuk Ibu Tercinta, dari Berbahasa Indonesia Hingga Inggris https://t.co/UXDBAyUwfg via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 22, 2017
Nah, Jika Anda berkunjung ke Kota Bandung, tak ada salahnya untuk mengunjungi Lontong Medan Kak Zahra yang enak ini.
Tagor Lubis, pemilik Lontong Medan Kak Zahra, menuturkan, pertama kali merintis lontong khas Medan ini sejak 2011 lalu.
Perihak nama Zahra pada merek bisnis lontongnya itu, Tagor mengatakan nama tersebut diambil dari nama putri kesayangannya.
"Awalnya Saya menjual lontong Medan di sebuah tenda tepat di depan kampus Unpad Bandung, lalu Lima bulan lamanya, akhirnya Saya pindah ke sini karena tempatnya yang cukup luas dan memadai," ujar Tagor kepada Tribun Jabar, Jumat (22/12/2017).

Alasan dirinya membuka usaha lontong khas Medan di kawasan Dipatiukur, karena kawasan ini cocok untuk mengembangkan bisnis kuliner.
"Berhubung Jalan Dipatikur diapit sejumlah kampus ternama seperti Unpad dan Unikom, tentunya di kawasan ini banyak dipadati kalangan mahasiswa yang suka jajanan khas nusantara, termasuk lontong," kata Tagor.
Selain itu, kedai lontong Medan miliknya juga sering menjadi tempat ajang kumpul komunitas-komunitas mahasiswa asal Sumatera Utara yang menetap di Bandung.
"Umumnya Mereka datang dari Ikatan Mahasiswa Muslim Medan (IMAM), Keluarga mahasiswa Mandailing Natal, dan Himpunan Mahasiswa Simalungun, sehingga kalau Mereka makan di sini serasa pulang ke rumah," kata Tagor.
Untuk bahan-bahan lontong khas Medan yang Ia gunakan, Tagor mengaku memasoknya langsung dari Medan.