Tidak Banyak Orang Tahu! Demi Hidupi Keluarga, Penjual Jasa Berkuda Rata-rata Harus Lakukan Ini
Setiap akhir pekan, belasan penjual jasa berkuda menunggu konsumennya di sekitar Taman Lansia dan Pet Park, Kota Bandung.
Penulis: Theofilus Richard | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Setiap akhir pekan, belasan penjual jasa berkuda menunggu konsumennya di sekitar Taman Lansia dan Pet Park, Kota Bandung.
Tetapi yang tidak diketahui banyak orang, para penjual jasa berkuda tersebut harus memiliki pekerjaan lain untuk menghidupi keluarga.
Seorang di antaranya adalah Agus (35), yang harus menjadi kuli jika tak sedang menjual jasa berkuda di akhir pekan.
"Teman-teman yang lain ada yang berkebun, jadi buruh tani. Kalau saya biasa ikut proyek jadi kuli bangunan," ujarnya kepada Tribun Jabar di depan Taman Lansia, Minggu (3/12/2017).
Baca: Buat Klarifikasi, Demian Ungkap Sosok Edison yang Sebenarnya, Ternyata Tak Hanya Sebagai Stuntman
Bagi Agus, tidak ada hari libur karena setiap hari ia harus bekerja.
Di hari biasa, ia menjadi kuli di berbagai proyek bangunan.
Dari penghasilan sebagai kuli, ia mendapat Rp 60 ribu - Rp 90 ribu setiap harinya.
Kisah Kapten Kartini - Berhasil Nahkodai Kapal Awu dengan Mengarungi Lautan 29 Hari Jerman-Indonesia https://t.co/HRmEotRqHp via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 3, 2017
Di akhir pekan, ia harus bangun pagi-pagi untuk berangkat menuju kediaman pemilik kuda di daerah Dago Giri.
Ia menjemput kuda sewaannya dan menungganginya sampai Taman Lansia.
Ia menyewa kuda tersebut dengan perjanjian bagi hasil dengan pemilik.
Di sekitar Taman Lansia, ia menjual jasanya sebesar Rp 20 ribu - Rp 25 ribu untuk anak usia di bawah 12 tahun dan Rp 30 ribu untuk orang dewasa.
Harga tersebut dikenakan untuk satu putaran mengelilingi Taman Lansia dan Pet Park.
Aura Kasih Bermanja Pada Pria Bule, Netizen Soroti Ekspresi Sang Bule saat Wajahnya 'Dicolek' Aura https://t.co/GqqW2msujm via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 3, 2017
"Satu hari saya dapat Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu. Saya bagi hasil dengan pemilik kuda, saya dapat Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu," ujarnya.
Namun dalam satu tahun ke belakang ini diakui Agus menjadi masa yang sulit bagi penjual jasa berkuda.
Hal itu disebabkan turunnya minat masyarakat pada aktivitas berkuda saat liburan.
Jika pada musim libur sekolah atau libur lebaran beberapa tahun lalu, biasanya ia kebanjiran konsumen, tetapi tidak dengan tahun ini.
Baik long weekend atau hari raya tidak berpengaruh terhadap penghasilannya.
Dua Pemain Arema FC Jadi Rekrutan Pertama Roberto Carlos? Tawaran Menarik dari Persib Pun Ditunggu https://t.co/CKihh9ecmf via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 3, 2017
"Sekarang mah lagi sepi, sama seperti dalam setahun ke belakang ini. Orang lebih suka main ke tempat wisata semisal Dago Dream Park begitu," ujarnya.
Meski harus bekerja setiap hari dan penghasilannya menurun, Agus tetap berusaha tegar.
Agus mengaku telah bekerja sebagai penjual jasa berkuda dan kuli sejak ia lulus sekolah dasar.
Ia juga mengatakan tidak memiliki rencana untuk mencari penghasilan di tempat lain karena pekerjaan yang dikuasainya hanya menjual jasa berkuda dan sebagai kuli bangunan.
Penghasilannya tersebut digunakan untuk menghidupi istri dan dua anaknya.
TOP Persib - Mulai Hilang dari Profil Mario Gomez hingga Bobotoh Terkait Keputusan Konate https://t.co/zqSsMXXhNL via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 3, 2017
Anak sulungnya saat ini duduk di bangku SMA dan anak bungsu masih menjadi murid TK.
Meski biaya sekolah untuk anaknya gratis, tetapi keperluan sekolah semisal buku dan keperluan lainnya diakui Agus cukup berat.
"Ya mau bagaimana lagi, jalani saja, untuk menghidupi keluarga," ujarnya.
Keluarganya tidak memiliki tambahan penghasilan karena sang istri pun hanya sebagai ibu rumah tangga.
Ia mengaku pasrah dan mencoba menghemat penghasilannya agar cukup untuk menghidupi keluarga. (*)