Ini Solusi Jangka Pendek dan Jangka Panjang Hadapi Intaian Bencana
Namun, Agus berharap solusi yang dilakukan tak hanya jangka pendek, tapi juga jangka panjang.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Bencana terus mengintai seiring dengan mulai masuknya musim penghujan.
Di Jawa Barat bahkan tak ada wilayah yang benar-benar aman. Kondisi geografis dan morfologi permukaan bumi di Jabar membuat hampir semua wilayahnya rawan pergerakan tanah dan longsor.
Sebagian titik di Jabar juga menjadi langganan banjir, beberapa kerap dilanda angin ribut.
Agus Budianto, Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, mengatakan, karakter tanah yang sangat labil dengan kondisi bebatuan yang lapuk menjadi penyebab hampir semua wilayah di Jabar rawan longsor dan tanah bergerak.
Alih fungsi lahan hutan menjadi areal pertanian dan perumahan dinilai turut menjadikan wilayah Jabar rawan bencana.
Video Panglima TNI Sindir Ulama yang Berkata Kasar, Netizen: Penthol Korek Bisa Kejang-kejang https://t.co/OU8gl0ixw3 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 14, 2017
Agus mengatakan, jika memang akan melakukan pembangunan untuk kebutuhan yang sangat mendesak, seperti rumah hunian, kaidah-kaidah pembangunan dan dampaknya perlu diperhatikan secara saksama.
"Dengan demikian, potensi terjadinya bencana longsor ini dapat diminimalisasi," katanya.
Namun, Agus berharap solusi yang dilakukan tak hanya jangka pendek, tapi juga jangka panjang.
"Jangka panjangnya, pemerintah harus bekerja sama dengan beberapa instansi untuk melakukan mitigasi kebencanaan. Masyarakatnya juga harus ikut mendukung pemerintah dengan tidak merusak lingkungan," katanya.
Jangka pendeknya, kata Agus, mengecek ada atau tidaknya saluran aliran air selain sungai di dataran tinggi atau pegunungan untuk mengarahkan larinya air yang meluncur dari atas jika hujan turun.
Kisah Lelaki 1000 Janda: Cinta Itu Pakai Perasaan, tapi Merawatnya Pakai Penghasilan https://t.co/O2m8bKVpyG via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 14, 2017
Menurut Agus, hal ini sangat penting. Sebab, jika tidak ada saluran aliran air, larinya air saat hujan turun di dataran tinggi akan berdampak pada bencana longsor.
"Air yang tidak memiliki saluran aliran maka larinya akan ke mana-mana, mendorong tanah dan bebatuan lapuk itu dan menyebabkan longsor," katanya.
"Nah, jika tidak ada atau rusak, bisa dikoordinasikan atau dilaporkan ke pemerintah untuk meminimalisasi bencana."(*)