Bahkan Pengelola Museum pun Tidak Tahu Ada Hari Museum: ''Emang ada Gitu?''
penetapan Hari Museum ini dilakukan sejak puluhan tahun lalu, setelah pertemuan pengelola museum se-Indonesia tanggal 12 Oktober 1962 di Yogyakarta
Penulis: Andri M Dani | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Ketika ditemui, Ru’yat sedang merapihkan lemari baru untuk penyimpanan benda pusaka peninggalan leluhurnya RAA Kusumadiningrat (Bupati ke-16 Galuh/ 1839-1886) yang sohor dipanggil Kanjeng Prebu.
“Benda-benda peninggalan ini kan punya nilai sejarah yang tinggi perlu disimpan dalam tempat yang pantas,” ujar Ru’yat.
Museum Galuh Pakuan ini berdiri tahun 2010 diresmikan oleh H Dede Yusuf (Wagub Jabar saat) itu, merupakan pindahan dari museum lama yang semula berdiri di komplek Situs Makam Jambansari.

Museum lama yang berlokasi di Komplek Makam Jambansari ini rusak parah akibat goncangan gempa tahun 2009.
Kemudian seluruh benda pusaka peninggalan Kanjeng Prebu tersebut dipindahkan ke bangunan rumah keluarga keturunan Kanjeng Prebu yang berdiri di lokasi lahan bekas Keraton Selagangga sekitar 300 meter dari lokasi Situs Makam Jambansari.
Berdasarkan catalog ada sekitar 150 sampai 200 buah benda pusaka (24 jenis) yang disimpan dan terawatt dengan baik di museum yang dilengkapi CCTV tersebut. Museum ini berada dibawah pengelolaan Yayasan Kusumawinata.
Baca: VIDEO- Tabrak 5 Motor, Pengemudi Mobil Kabur Lalu Terjadi Aksi Kejar-kejaran di Jalan
R Ru’yat mengakui meski berada di kawasan pusat Ciamis Kota namun Museum Galuh Pakuan ini jarang dikunjungi orang pribadi.
“Kalau kunjungan rombongan memang ada, tapi kadang-kadang. Sebulan lalu ada kunjungan rombongan budayawan dan seniman serta dinas dari Sukabumi. Juga pernah ada kunjungan dari Unigal bersama rombongan orang asing dari Thailand, Malaysia dan Singapura. Rombongan anak sekolah juga pernah. Tapi jarang, hanya kadang-kadang saja. Rombongan keluarga pernah berkunjung,” katanya.
Tak hanya berada di kawasan keramaian Ciamis Kota, Museum Galuh Pakuan ini berada dalam gedung yang representative dengan halaman parkir yang luas, taman berikut balairung yang menunjang.
Bikin Kaget! Buka Pintu Toilet, Pria Ini Temukan Makhluk Hitam Berkepala Kecil Namun Bertubuh Besar https://t.co/kiIDSzriCh via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 12, 2017
Cuma tidak ada petugas khusus yang berjaga. “Rencananya mau ada, masih dilatih. Museum ini kan dikelola oleh keluarga. Yang sering berada di sini memang saya, itupun hanya diakhir pe-kan saja mulai Jumat sampai Minggu. Lebihnya saya sekeluarga kan tinggal di Bandung,” tutur Ru’yat.
Meski dikelola kekuarga namun Museum Galuh Pakuan ini tidak menerapkan karcis masuk bagi pengunjung, Cuma ada kencleng yang bisa diisi seikhlasnya.
Keberadaan museum katanya merupakan garis penyambung generasi agar nilai-nilai yang diwariskan kebesaran sejarah tetap terjaga.