Banjir Terjang Pangandaran
Bencana Terjang Pangandaran, Begini Kata Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah dari PVMBG Bandung
KEPALA Bidang Mitigasi Gerakan Tanah dari PVMBG Bandung, Agus Budianto, mengatakan wilayah Kabupaten Pangandaran memang sangat . . .
Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ragil Wisnu Saputra
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - KEPALA Bidang Mitigasi Gerakan Tanah dari PVMBG Bandung, Agus Budianto, mengatakan wilayah Kabupaten Pangandaran memang sangat rentan mendapat bencana longsor dan banjir.
Hal ini disebabkan lokasi wilayah Kabupaten Pangandaran yang berada di dataran rendah.
"Pangandaran ini dataran rendah. Sebelah utaranya adalah pegunungan. Fakta di lapangan bahwa kejadian ini akibat curah hujan tinggi dengan banyaknya bebatuan pegunungan tanpa adanya daya dukung lahan," ujarnya kepada Tribun melalui telepon, Sabtu (7/10/2017).
Baca: Tangisan Selamatkan Nyawa Anita, Banjir dan Longsor Terjang Pangandaran Tewaskan 4 Korban
Baca: Ungkap Calon Mertua Matre, di Chat : Emas Kau Hanya Setipis Daun Serai - Nama Tika Langsung Viral
Terlepas apakah wilayah di pegunungan yang dekat dengan Kecamatan Sidamulih adalah zona merah, Agus mengatakan, daerah tersebut berupa pegunungan dengan lereng bebatuan vulkanik yang pada saat hujan deras akan mudah terlepas dari rekatan tanah.
Hal ini, kata dia, juga akibat tingkat kemiringan tanah di pegunungan tersebut lebih ekstrem. Akibatnya, setelah mengalami musim kemarau dan tiba-tiba hujan, bencana longsor sangat mudah terjadi.
Bulan Madu Selesai, Perubahan Raisa Ini Jadi Sorotan Netizen: Duh Udah Diapain Sama Hamish? https://t.co/ds7FYF9gJK via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 8, 2017
"Air hujan yang turun di pegunungan ini mendorong batu vulkanik yang memang mudah terlepas dari rekatan tanah. Airnya, kan, membebani batuan sehingga meluncur dengan cepat menyebabkan longsor," katanya.
Kejadian longsor seperti itu, ujar Agus, bukanlah pertama kali di Pangandaran. Seharusnya, kata dia, kejadian di tahun-tahun sebelumnya menjadi pelajaran bagi Pemkab Pangandaran.
"Ini potret fakta di lapangan. Pembelajaran untuk segera diantisipasi. Kami sudah mengeluarkan protap kemitigasiannya. Tapi akan percuma jika tata ruang wilayah Pangandaran tidak dibenahi dulu," kata dia.
Tanpa pengkajian, peninjauan, dan perbaikan tata ruang kewilayahannya, ujar Agus, tentunya kejadian longsor akan terus terjadi. Karena itu, Agus berharap agar Pemkab Pangandaran memikirkan kembali rencana tara ruang wilayahnya agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.
"Mitigasi harus segera dilakukan. Misal, sungainya ditata, hulu sungainya diperbaiki, sepadan sungai harus steril dan lainnya. Yang terpenting pemerintah harus gerak cepat bekerja sama dengan instansi lainnya mengatasi masalah ini.
Warning juga harus dilakukan setiap curah hujan tinggi kepada masyarakat yang dekat dengan pegunungan," ucapnya. (*)