Peristiwa G30S PKI
7 Tahun Sebelum G30S, Soeharto Tanyakan Bahaya PKI. Ini Jawaban Soekarno
Dalam rekaman, ia menceritakan ketika dirinya masih menjadi Panglima Perang divisi Diponegoro dan berbincang dengan Soekarno.
Oleh sebab itu, sejak Ketetapan MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967 tentang Pengangkatan Jenderal Soeharto sebagai pejabat Presiden RI menggantikan Presiden Soekarno hingga dirinya dilantik secara resmi pada tanggal 12 Maret 1967, Soeharto mengaku tidak menghilangkan paham marhaenisme dalam kepemimpinannya.
"Karena itu dalam mempraktekan mengenai setelah dekrit presiden, apa namanya, 5 Juli. Lah saya tidak meninggalkan jiwa dan semangat dari marxis itu, buktinya, buktinya apa, lantas saya mengembangkan daripada perjuangan beliau mengenai mempersatukan semua kekuatan dan ideologi, diajak semua kekuatan dan semua ideologi-ideologi itu dalam pesta satu meja,yang kemudian lantas bersama-sama untuk mencapai cita-citanya (persatuan Indonesia)," jelasnya.
Namun, tidak sejalan dengan mimpi Soekarno yang ingin mempersatukan rakyat Indonesia lewat marxisme, PKI justru diketahui melakukan pemberontakan pada tanggal 30 September 1965 atau lebih dikenal dengan nama Peristiwa G30S/PKI. Gerakan yang senyatanya dibentuk Soekarno atas dasar paham Nasionalis, Agama dan Komunis atau Nasakom.
"Nah, dalam rangka inilah kemudian ada timbul Nasakom, nasionalis, komunis dan agama ini yang kemudian menjadi pusat dari kekuatan daripada Bung Karno," jelasnya. (Yudhi Maulana Aditama)