Ayah Dicibir Biarkan Anaknya Nangis dan Kepanasan di Jalan, Fakta di Baliknya Justru Bikin Salut
Warganet pun pada akhirnya mengaku salut atas keputusan Reed Wanadi. Berikut penjelasan lengkapnya:
Penulis: Indan Kurnia Efendi | Editor: Indan Kurnia Efendi
TRIBUNJABAR.CO.ID - Cara orang tua mendidik anak tentunya bermacam-macam.
Ada yang menggunakan cara keras, lembut, atau bahkan benar-benar memanjakan sang buah hati.
Tahu sendiri, jika orang tua salah mendidik anaknya sedari kecil, maka saat tumbuh dewasa anak tersebut akan terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak diinginkan.
Biasanya kebingungan cara mendidik anak dirasakan para orang tua muda.
Namun tidak perlu khawatir, di zaman yang serba canggih ini banyak tips-tips parenting yang tersedia di dunia maya. Baik itu dalam bentuk teks maupun video.
Atau bisa juga melihat kisah-kisah orang lain yang telah sukses mendidik anak mereka.
Baca: Reaksi Gigi Diberi Kertas Bertuliskan Ayu Ting Ting hingga Putri Cantik Anjasmara yang Bikin Melek
Berbicara soal cara mendidik anak, baru-baru ini di media sosial tengah viral sebuah foto yang memperlihatkan seorang ayah yang membiarkan anaknya menangis dan kepanasan di bawah teriknya matahari.
Cibiran pun diterima si ayah, orang-orang kadung emosi tanpa tahu fakta di balik perbuatannya.
Mungkin Anda juga akan tersulut emosi jika melihat foto di bawah ini tanpa melihat penjelasan lengkapnya.

Pemilik akun Facebook Reed Wanadi adalah ayah yang dimaksud dalam foto di atas.
Ia memang membiarkan anaknya terkapar saat kondisi terik matahari sedang panas-panasnya.
Apakah Reed Wanadi sengaja? Ya, dia memang sengaja, tapi ada alasan di baliknya.
Dalam sebuah postingan Facebook, Reed Wanadi menjelaskan secara rinci terkait apa yang terjadi pada foto di atas.
Baca: Wanita Berhijab yang Batalkan Acara Orkes Dangdut di Sonorejo Sukoharjo Didatangi Sejumlah Seniman
Warganet pun pada akhirnya mengaku salut atas keputusan Reed Wanadi.
Berikut penjelasan lengkapnya:
"Mendengar ocehan orang lain itu memang kadang-kadang bikin panas kuping
Namun hidup ini bukan buat menyenangkan orang lain
Kitalah yang bertanggung jawab atas hidup kita sendiri, betul?
Ketika anak saya yang sulung sedang tantrum, menangis, merengek, lalu menjatuhkan dirinya sendiri ke tanah
Saya hanya melihatnya sembari menunggunya, menawarkan air minum untuknya, sambil sesekali bertanya: "sudah belum?", "Sudah mau bangun?", "Oke daddy tunggu ya"
Sedangkan istri saya senyum-senyum sembari mengambil foto
Lucunya, orang yang lalu lalang di sekitar kami seolah menyindir, nyinyir, berbicara sok tahu:
"Itu anak di tolongin dulu kek.."
"Duh kasian, minta apa sih? Mainan? Diturutin dong, kok dibiarin gitu sih..."
"Kejam nih orang, anaknya dibiarin gitu aja, malah di foto-foto pula.."
...dan semacamnya
Kami tetap tenang, sambil menunggu anak kami yang berusia hampir 3 tahun ini bangkit sendiri
Dalam proses ini jangan ada kontak mata dengan si anak, jangan di tinggal, tetap Awasi
Mengapa...?
Karena tantrum itu artinya si anak sedang belajar mengendalikan diri, agar dia mampu mengelola emosi
Menuruti kemauannya tidak akan menyelsaikan masalah, karena menjadi tidak jelas, akan jadi serba salah semuanya
Ini juga mengajarkan tidak semua yang diinginkannya di dunia bisa teralisasi, juga bukan karena ortunya rezeki itu ada
Setelah dia bangkit, barulah sejajarkan posisi tubuh dengannya, minta dia mengatakan dengan jelas apa keinginannya
Untunglah saat itu di gembira loka zoo yang terik, coba kalau di mall, bisa lama adegan seperti ini
Alhamdulillah dengan penanganan tantrum yang benar, anak kami tidak terlalu sering begini, dia telah belajar bahwa tidak semua keinginannya bisa terwujud saat itu juga, dia belajar untuk mengendalikan emosi, dia sadar bukan begitu caranya meminta sesuatu
Jadi jika kelak anak Anda tantrum, biarkan saja sambil diawasi, tenangkan saja, sembari tanyakan apakah sudah mau menyelsaikan rengekannya
Mau yang lebih cepat lagi penyelsaiannya, Anda ikutan gulung2 di lantai, jamin si anak batal tantrum...hehehe...serius lho ini, kalau Anda cukup punya mental boleh saja lakukan yang ini
Salam Cemerlang"
Sejak diunggah pada Jumat (22/9/2017), unggahan Reed Wanadi di atas telah dibagikan pengguna Facebook sebanyak 137.516 kali.
Berikut beberapa komentar warganet yang mengaku salut kepada Reed Wanadi:
Aisyah Sarmi: "Anakku kadang juga begitu ,,aku diemin dulu sampai diem sendiri ,sampai cape nangisnya baru ku ajak ngomong ,,percuma kalo pas nangis diajak ngomong malah tambah nangis ,,jadi cape sendiri ,.makanya daripada cape dan emosi mending aku diemin dulu .. Ijin share yaaa."
Ronald Mamarimbing: "Luar biasa Om.. Dulu saya juga memperlakukan hal yg sama thd anak saya...
Sekarang dia sudah 12 tahun... Dan saya tinggal menikmati sebagai orang tua... Tanpa pernah berteriak2... Cukup dengan Suara datar anak saya sudah paham kalo hal yg di inginkan tdk bisa dia dapatkan saat itu..."
Nuri Nur Yani: "Sependapat dgn Anda, Anak saya juga dgn cara menangis bbrapa hari seperti sothing sinetron, tetap kita sbagi orang tua tidak memberinya, biarkan orang lain berkata NYINYIR.
Nangis berhari" sampek matanya kayak #matapanda minta di belikan sepeda, masih SMP sekolah bawa sepeda sendiri. Bagi kami (orang tua) SMP belum boleh mengendarai sepeda motor sendiri di jalan raya, sangat berbahaya. Ktp, sim, belum punya, melanggar lalu lintas pula. Ijin share ya, thanks."
Rikky Yoelanda Putra: "Saya dulu pernah ikutan nangis2 sama gulung2... Emang bener kok, berhenti seketika, tapi emang yang urat malunya udah putus aja yang berani, kebetulan urat malu saya lagi ketinggalan di kulkas dulu."
Widya Ayu RusLani: "Waaah bner sekali pak..orang tua saya dlu juga begitu.dulu saya ngamuk" kalau g diturutin tapi setelah beranjak dewasa mulai benar" bisa mengendalikan diri. Ini bagus banget pembelajaran yang bner" mantappp..."