Peristiwa G30S PKI
Benarkah Mata Jenderal A Yani Dicungkil dan Kemaluannya Disilet? Yang Pasti Ada 10 Luka Tembak Masuk
Pada jenazah P. Tendean, terdapat penganiayaan berat yang menyebabkan luka menganga pada puncak kepala dan dahi.
Penemuan itu bukan berita baik tentunya bagi tim tersebut, justru membuat mereka tertekan.
Sebelum mengeluarkan laporan, mereka terlebih dahulu melakukan pembicaraan khusus guna menentukan sikap, menulis yang benar atau melaporkan seperti yang berkembang di masyarakat.
Baca: Polisi dengan Satu Kaki Ini Akhirnya Dapat Tali Asih Setelah 33 Tahun Atur Lalu Lintas
Lalu muncul ketakutan, jika menulis apa yang ada, mereka akan dicap pro-PKI. Dilematis memang.
Dikisahkan, setiap anggota tim mengemukakan pendapat, termasuk dr. Lim Joe Thay, yang saat itu termuda, berusia 39 tahun.
"Kita dipertemukan Tuhan di sini, sehingga saya yakin Tuhan pasti mau yang terbaik. Kita juga disumpah sebagai dokter, jadi kita tulis saja apa adanya," kata Lim seperti diceritakan kembali oleh dr. Djaja Surya Atmadja, dokter ahli forensik FKUI.
Bagi Djaja, sikap bekas gurunya itu sangat mengesankan.
Kebanyakan Tembakan dan Tusukan
Pada visum memang tertulis kondisi biji mata beberapa korban terlihat kempis dan keluar.
Tapi menurut Djaja hal itu disebabkan oleh pembusukan jenazah.
Berbeda jika mata sengaja dicungkil, karena pasti akan terdapat luka, tusukan, atau tulang yang patah di sekitar mata.
Kondisi kemaluan para korban juga tertulis semuanya utuh. Buktinya bisa diketahui ada empat penis dikhitan dan tiga penis yang tidak.
Visum menggambarkan para korban umumnya terkena tembakan senjata api, yang menghasilkan luka tembak masuk dan luka tembak keluar.
Jenazah Achmad Yani luka tembaknya terbanyak, yakni 10 luka tembak masuk dan tiga luka tembak keluar.
Luka tembak Soetojo Siswomihardjo, S. Parman, dan D.I. Panjaitan, umumnya terdapat di kepala.