Kebakaran Gudang Kain

2 Petugas Damkar Terjebak Reruntuhan Bangunan, Rekan Korban: Mereka Tertimbun dalam Posisi Bersujud

Gudang yang hampir seluruhnya berisi kain membuat api dengan cepat membesar. Tiupan angin yang kencang membuat kobaran api sulit sekali dipadamkan.

Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Tarsisius Sutomonaio
ISTIMEWA
Petugas pemadam kebakaran yang meninggal dunia. 

Laporan Tim Liputan Tribun Jabar

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG- Isak tangis tak lagi terbendung saat jenazah Trisna Supriatna (31) dibawa ke mobil jenazah yang telah menunggu di Markas Komando Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung, di Jalan Sukabumi, Senin (11/9/2017) siang.

Trisna Supriatna gugur saat bertugas memadamkan api yang melalap gudang milik CV Sandang Sari di Jalan AH Nasution, Kota Bandung, Senin subuh.

Rekannya, Imam Taufik Hidayat (32), juga terluka berat. Beruntung, nyawanya selamat.

Sejumlah petugas pemadam saling berangkulan sambil menangis saat peti jenazah mulai ditandu. Pakaian oranye mereka kotor dan basah. Pakaian yang sama mereka gunakan saat memadamkan api, Senin subuh.


"Kami harus ikhlas. Kehilangan ini terasa sangat berat," kata Kepala Diskar PB Kota Bandung, Ferdi Ligaswara, lirih. Matanya sembap dan suaranya bergetar.

"Kami juga mengenal Trisna sebagai sosok yang humoris. Ia juga heroik dan suka berbagi."

Kebakaran gudang seluas 2.000-an meter persegi ini terjadi sekitar pukul 01.30 WIB.

Baca: Engku Emran Cuci Piring, Laudya Cynthia Bella: Suamiku Super-Baik

Gudang yang hampir seluruhnya berisi kain membuat api dengan cepat membesar. Tiupan angin yang kencang membuat kobaran api sulit sekali dipadamkan.

"Saat itu tim dibagi menjadi tiga, yakni tim pemadam, tim pemblokiran, dan tim evakuasi. Trisna berada di tim pemadam," kata Ferdi.

Musibah yang menimpa kedua anggotanya ini, menurut Ferdi, sungguh di luar dugaan. Terlebih, sekalipun tak mudah, proses pemadaman berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Musibah yang menimpa Trisna Supriatna dan Imam terjadi justru ketika api sudah mulai padam.


"Saat itu, sekitar pukul 05.20, Trisna berinisiatif melakukan pemblokiran karena api yang sudah padam ternyata menyala kembali dan mulai merembet ke struktur lain, mendekati permukiman warga.

Ia pun kembali memasuki gedung, tapi saat itulah tiba-tiba bangunan roboh dan beberapa material seperti balok, beton dan lainnya menimpanya.

Kepalanya luka berat. Kami segera membawanya ke Rumah Sakit Hermina, tapi nyawanya tak tertolong," kata Ferdi.

Berbeda dengan Trisna Supriatna, Imam yang juga terluka berat berhasil diselamatkan.

"Beliau sudah sadar dan tadi sudah dirujuk dari RS Hermina ke RS Hasan Sadikin," ujar Ferdi.

Menurut Ferdi, baik Trisna maupun Imam baru delapan bulan bergabung dengan Diskar PB Kota Bandung. "Mereka masih berstatus pekerja harian lepas (PHL)," ujarnya.

Baca: TERPOPULER PERSIB: Ezechiel Disamakan dengan Dua Aktor ini hingga Rekor Buruk Persib Main Sore Hari

Sempat Tadarus
Rasa duka mendalam juga diungkapkan Deny Suherman (47), rekan Trisna Supriatna.

Suaranya parau saat menceritakan bagaimana tembok setinggi 7 meter dengan lebar sekitar 20 meter ambruk menimpa dua rekannya.

Tembok itu ambruk saat sejumlah petugas sedang beristirahat menyeruput kopi karena proses pemadaman sudah memasuki tahap akhir, yakni pendinginan.

"Trisna Supriatna kemudian memegang nozzle. Dia merasa perlu ikut memegang slang dan menyemburkan airnya ke titik-titik api karena melihat teman-temannya sudah kelelahan," ujar Deny.

Imam, yang melihat Trisna sendirian, memegang nozzle, kemudian menghampirinya sambil membawa satu cup kopi.


"Imam mau memberikan kopi ke Trisna. Sudah saya larang agar dia tidak beranjak ke mana pun sebab baru saja kakinya terluka karena menginjak paku. ia mendekat ke Trisna tapi saat itulah tembok itu roboh. Suaranya keras sekali," katanya.

Deny, yang duduk sekitar lima meter dari tempat Imam dan Trisna tertimbun, langsung berlari menuju keduanya untuk melakukan evakuasi.

"Saya yang mengevakuasinya. Keduanya tertimbun dalam posisi bersujud," ujarnya.

Hubungan antara Trisna dan Imam, kata Deny, memang sangat dekat.

"Minggu malam, sebelum tim Peleton 1 bertugas memadamkan kebakaran di Mandalajati, keduanya sempat terlihat bertadarus berdua di masjid di belakang Kantor Diskar. Keduanya memang layeut," ujar Deny.

Seperti halnya Ferdi, Deny mengaku tak pernah menyangka musibah ini akan menimpa kedua rekannya.

"Malam sebelum kejadian, Trisna memang terlihat sedikit pendiam. Tapi, kami tak pernah menyangka..." kata Deny.(raw/ram/tsm)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved