Bayi Debora Meninggal
Fakta Meninggalnya Bayi Debora, dari Lahir Prematur sampai Jenazah Dibawa Pulang Naik Motor
Henny panik karena bayinya sesak napas, tanpa pikir panjang Henny langsung membangunkan suaminya.
Dokter jaga saat itu, Irene Arthadinanty Indrajaya, langsung melakukan pertolongan pertama dengan melakukan penyedotan (suction).
Saat itu Debora langsung dipasangi berbagai macam alat monitor, infus, uap, dan juga diberikan obat-obatan.
Pukul 03.30 WIB, Debora sudah bernapas dan menangis kencang.
"Saya pikir sembuh nih, terus saya dipanggil dokter Irene, dia bilang ini harus masuk pediatric intensive care unit (PICU) karena sudah empat bulan usianya, tetapi dia bilang di sini enggak terima BPJS," kata Henny.
Wow! Ayu Ting Ting Pakai Kaos yang Harganya 8 Kali Lipat Dari Kaos Selena Gomez https://t.co/SRoT7qWeoR via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) September 10, 2017
Rudianto dan Henny pun langsung mengurus administrasi agar anak mereka bisa dirawat di ruang PICU.
Rudianto bercerita, ia menghadap bagian administrasi dan disodori semacam daftar harga. Uang muka untuk pelayanan itu Rp 19.800.000.
"Saya bilang saya enggak bawa duit sama sekali, cuma bawa kunci sama duit di kantong celana untuk tidur, tetapi mereka bilang harus bayar DP (uang muka)," kata Rudianto.
Rudianto pun langsung kembali ke rumah untuk mengambil dompet dan menarik semua uang di ATM yang dimilikinya dan mencairkan sekitar Rp 5 juta.
Namun, karena uang yang tidak cukup, petugas administrasi pun mengambil uang tersebut dan menghubungi atasannya.
Rudianto tak tahu pembicaraan pihak administrasi tersebut. Ia kemudian dipanggil lagi dan uangnya dikembalikan. Petugas menyampaikan bahwa karena uang kurang, anaknya tak bisa masuk PICU.
"Di situ saya memohon-mohon sangat, saya bilang nanti siang saya bayar kekurangannya, saya punya saudara kan bisa diusahakan. Petugas hanya bilang enggak bisa, ini sudah kebijakan dari manajemen," kata Rudianto.
Pekerja Asing yang Buang Bendera Merah Putih ke Tanah Menghilang https://t.co/G6K8MpMFfT via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) September 10, 2017
Akhirnya, oleh dokter, Rudianto dan Henny dibuatkan surat rujukan ke rumah sakit lain yang memiliki PICU dan menerima BPJS Kesehatan.
Semua rumah sakit diteleponnya, mulai dari Hermina, Siloam, RSCM, Harapan Kita, Awal Bros, tetapi tak ada satu pun ruang PICU yang kosong.