Anak Tukang Batu yang Menjadi Presiden Selama 38 Tahun Itu Akhirnya Lengser
Dan meski berkuasa 38 tahun, mengapa namanya sangat jarang terdengar di panggung politik internasional?
TRIBUNJABAR.CO.ID, LUANDA - Namanya Jose Eduardo dos Santos, presiden negara kaya minyak di Afrika, Angola, yang bulan ini lengser, setelah berkuasa selama 38 tahun, tepatnya sejak September 1979.
Bagaimana ia bisa berkuasa sedemikian lama?
Dan meski berkuasa 38 tahun, mengapa namanya sangat jarang terdengar di panggung politik internasional?
Do Santos adalah anak tukang batu yang bergabung ke Partai Gerakan Rakyat untuk Pembebasan Angola, MPLA, saat masih belia.
Dengan cepat kariernya naik saat Angola merebut kemerdekaan dari Portugal pada 1970-an.
Ingin Berlibur di Kota Bandung Akhir Pekan Ini?Simak Dulu Jadwal Karnaval Kemerdekaan HUT Ke-72 RI! https://t.co/k68Kyq0yzj via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 24, 2017
Pada 1979, menyusul meninggalnya pemimpin Angola, Agostinho Neto, karena kanker, Dos Santos disumpah menjadi presiden.
Fakta ini menunjukkan, sebagai salah satu pemimpin negara paling lama -hanya kalah dari pemimpin Guinea Khatulistiwa, Teodoro Obiang Nguema Mbasogo- Dos Santos naik ke kekuasaan tanpa melalui pemilihan oleh rakyat.
Sejumlah pegiat di Angola mengatakan 'pemusatan kekuasaan di satu tangan' membuat Dos Santos mampu bertahan lama.
Politisi berusia 74 tahun ini mengangkat jenderal-jenderal di tubuh angakatan bersenjata dan hakim-hakim senior di lingkungan peradilan.
Mereka yang dianggap sebagai lawan-lawan politik dilemahkan, kata pegiat LSM, Elias Isaac kepada harian Inggris, The Guardian.
"Para lawan politik, baik itu jenderal, polisi maupun politisi, ia lemahkan. Para lawan diberi berlian, bidang usaha, dan kekayaan," ungkap Isaac.
Hingga era 1990-an MPLA, sebagai partai berkuasa, memiliki kewenangan besar namun sejak itu kekuasaan dikonsentrasikan dan dikonsolidasikan ke tangan Dos Santos, kata para pegiat.
Tidak 'bergaya flamboyan'