Tiga Hari Sebelum Tewas Dibakar, Joya Jadi Manja dan Seperti Anak-anak

Dia justru, senang Joya yang telah menikahinya sejak lima tahun silam ini menujukkan kasih sayang kepadanya.

Editor: Ravianto
Facebook/ Yuni Rusmini
Kondisi memprihatinkan seorang pria yang tewas dibakar warga. Ia disangka telah mencuri ampli di masjid. 

laporan wartawan Wartakotalive,  Fitriyandi Al Fajri

TRIBUNJABAR.CO.ID, BEKASI - Siti Zubaedah (25) sempat merasa aneh dengan perubahan sikap sang suami, Muhammad Al Zahra alias Joya (30).

Tiga hari sebelum suaminya dibakar hidup-hidup di Desa Muara Bakti, Kabupaten Bekasi pada Selasa (1/8) lalu, Joya bersikap kekanak-kanakan.

Dia pun tidak menyangka, perubahan sikap itu adalah firasat bahwa Joya akan pergi selamanya.


Zubaedah mengaku, awalnya tidak menanggapi perubahan sikap sang suami.

Dia justru, senang Joya yang telah menikahinya sejak lima tahun silam ini menujukkan kasih sayang kepadanya.

Namun tidak disangka, sikap manja Joya hanya bertahan selama tiga hari.

Pada Selasa (1/8) petang, dia dikeroyok bahkan dibakar massa karena dituding mencuri tiga alat pengeras suara atau amplifier musala. Hal ini, kata Zubaedah, sangat menyakitkan.

Selain kehilangan sang suami tercinta, keluarga juga harus menanggung beban stigma masyarakat bahwa Joya adalah seorang pencuri.

"Suami saya bukan maling, tapi dia bekerja sebagai tukang servis amplifier," jelas Zubaedah sambil berlinang air mata.

Baca: Tertutup Soal Asmara, Ternyata Ryan Thamrin Pernah Beberkan Soal Jodohnya! Lihat Apa yang Ia Tulis

Baca: Nikmatnya Cookies Tower Lick Over Lips, Terdiri Dari Tiga Lapis Eskrim Beda Rasa

Kepala Satuan Reskrim Polrestro Bekasi AKBP Rizal Marito menyatakan, polisi masih menyelidiki kasus dugaan pencurian termasuk pembakaran tubuh Joya hingga meninggal dunia.

"Sudah tujuh saksi yang kami periksa. Keluarganya juga baru mau buat laporan polisi, tapi kami sudah melakukan penyelidikan awal," kata Rizal.

Meski telah menggali keterangan para saksi, namun Rizal belum bisa menjelaskan hasil penyelidikan itu. Alasannya, kasus tersebut masih didalami penyidik.

Meski demikian, kata Rizal, warga tidak sepatutnya main hakim sendiri. Apalagi perbuatan massa itu sampai mengakibatkan Joya meninggal dunia.

"Untuk pengeroyokan yang mengakibatkan MA meninggal dunia akan tetap kami proses," ungkapnya.


Joya tewas dibakar massa di Kampung Muara Bakti RT 012/07, Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi pada Selasa (1/8) petang.

Oleh petugas, jenazahnya dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur untuk diotopsi.

Sebelum dibakar, Joya sempat diamuk massa menggunakan tangan kosong. Pemicunya, karena diduga mencuri alat pengeras suara milik sebuah musolah di Kampung Suka Tenang RT 01/07, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi.

Aksinya terpergok, hingga dia berlari dengan cara menceburkan diri ke sebuah kali perbatasan antara Kampung Muara Bakti dengan Kampung Suka Tenang. Warga Kampung Suka Tenang kemudian mengejar tersangka sampai ke Kampung Muara Bakti.

Setelah menyeberang kali dan masuk ke wilayah Kampung Muara Bakti, dia justru diamuk massa hingga tewas karena dibakar. (*)

Baca: Hukuman untuk Persib Datang Silih Berganti, Kali Ini Bakal Dihukum Gara-gara Pelatih

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved