Jejak Soekarno
Inggit Garnasih, Ibu Kost Soekarno yang Membuat Oetari Cemburu
Setelah bertahun-tahun tinggal di rumah kost milik Tjokro di Surabaya, Soekarno kemudian pindah ke Bandung pada 1921.
Niat itu bahkan diceritakannya kepada Inggit.
Dalam otobiografi yang ditulis Cindy Adams, Soekarno mengaku bahwa Oetari bukan perempuan yang tepat untuknya.
"Ia bukan idamanku, oleh karena itu tidak ada tarikan lahir dan dalam kenyataan kami tak pernah saling mencintai," tutur Soekarno.
"Sebagai teman seperjuangan, orang yang demikian tidak sanggup menemaniku pada waktu tenagaku terpusat pada penyelamatan dunia ini, sementara ia main bola tangkap..." lanjutnya.
Hilang sudah sosok Lak, panggilan Oetari, yang dulu dicintai dan jadi "korban" rayuan maut Soekarno.
Setelah lama berunding dan meyakinkan Oetari, keputusan pun dibuat.
Soekarno menceraikan Siti Oetari Tjokroaminoto pada 1923.
Oetari menurut.
Tidak ada penyangkalan atas keputusan Soekarno.
Bayi ini Lahir dalam Kondisi 'Hamil', yang Ada di Dalam Perutnya Bikin Dokter Syok https://t.co/BFmL487Ryq via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 1, 2017
Dia pun pulang ke Surabaya.
Tidak lama setelah mencerai Oetari, Soekarno pulang dan menemui orangtuanya. Dia membicarakan perceraian itu.
Namun, orangtuanya sulit menerima keputusan Soekarno itu.
Mereka malu kepada Tjokroaminoto.
Keputusan Soekarno itu pun dianggap lancang dan tidak menghormati Tjokro.
Namun, Soekarno beralasan perpisahan itu bukan sekedar tentang cinta semata.
Munculnya perbedaan garis politik dengan Tjokroaminoto, menjadi alasan Soekarno akan perceraian itu.
Tapi tidak dijelaskan perbedaan garis politik apa antara Tjokroaminoto dengan Soekarno yang menjadi alasan perceraian itu.
"Siapa yang menyangka setelah umur saya bertambah, datang suatu keyakinan bahwa antara saya dan mertua saya, Pak Tjokroaminoto, ada perbedaan paham tentang asas politik pergerakan. Keyakinan saya semakin teguh dan selekasnya bakal terwujud di dalam pergerakan yang berlainan asas politiknya (dengan Tjokroaminoto)," ucap Soekarno.
Perceraian tidak membuat Oetari memutuskan hubungan dengan Soekarno.
Saat Soekarno keluar dari penjara Sukamiskin, Bandung, pada 1931, Oetari menemuinya.
Oetari menyambut dibebaskannya Soekarno bersama suami, adik, dan ayahnya.
Saat menjadi presiden pertama RI pun, Soekarno tidak melupakan Oetari.
Dalam perayaan HUT ke-15 RI, Oetari diundang ke Istana Kepresidenan.
Ternyata Begini Sosok Khamim, Si Pejalan Kaki Pekalongan - Mekkah saat Masih Kecil https://t.co/tpUHsZe5Z2 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 1, 2017
Oetari datang bersama suaminya ke Jakarta.
Namun, saat itu dia tidak bisa bertemu Soekarno, yang jadwalnya sudah diatur protokoler kenegaraan.
Saat itulah Oetari terakhir kali melihat Soekarno. (*)