Kisah Kelam di Balik Terbentuknya Program Pemkot Bandung, Layad Rawat
Kedua warga Bandung tersebut disuruh menunggu beberapa hari hingga terdapat kamar kosong di Rumah Sakit tersebut.
Penulis: Isal Mawardi | Editor: Ravianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isal Mawardi.
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung baru melaunching salah satu program jemput bola, Layad Rawat, Rabu (26/7/2017).
Namun siapa yang menyangka, ternyata di balik terbentuknya program Layad Rawat terdapat kisah kelam.
"Ini cerita nyata, 2 warga Bandung yang sedang kritis tidak bisa dirawat di Rumah Sakit karena alasan penuh pasien," ujar Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung, Balai Kota, Rabu (26/7/2017).
Kedua warga Bandung tersebut disuruh menunggu beberapa hari hingga terdapat kamar kosong di Rumah Sakit tersebut.
Ini Status Terakhir Perempuan yang Terjun dari Apartemen Gateway https://t.co/uDUC0FPTtE via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 27, 2017
"Satunya orang Gedebage, satunya lupa saya dia orang mana," ujar Ridwan Kamil.
"Anaknya mengontak saya melalui Instagram. Saya suruh lurah untuk mengecek langsung ke rumahnya," ujar pria yang akrab disapa Kang Emil tersebut.
Namun sangat disayangkan, setelah lurah utusan Ridwan Kamil tiba di lokasi, kedua warga Bandung tersebut telah meninggal dunia.
Semenjak peristiwa tersebut Ridwan Kamil sangat menyesal sehingga ia berfikir keras untuk membuat program yang dapat melayani dan merawat di rumah pasien.
Maka lahirlah program Layad Rawat.
Ada 87 dokter, 180 perawat,180 bidan dan beberapa tenaga gizi dan petugas kesehatan telah disiapkan Pemkot Bandung untuk pengoperasian Layad Rawat. (*)
Bintang Panas Ini Gugat Cerai Suaminya Gara-gara Takut Meninggal saat Begituan https://t.co/BMKj1SWE6R via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 27, 2017
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/emil_20170726_131951.jpg)