Tanpa Tangan Kanan, Pria Ini Tidak Putus Asa untuk Menafkahi Keluarga
Dedi Zulkarnaen Kohar (50) seorang pedagang tisu di Jalan Suci Kota Bandung yang hanya memiliki satu tangan yakni tangan kiri nampak bersemangat.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Jannisha Rosmana Dewi
Laporan wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Dedi Zulkarnaen Kohar (50) seorang pedagang tisu di Jalan Suci Kota Bandung yang hanya memiliki satu tangan yakni tangan kiri nampak bersemangat menawarkan tisunya ke orang orang yang melintas.
Keterbatasan fisik tak menjadikannya malas atau putus asa untuk berusaha menfkahi keluarganya di Medan dengan cara yang benar.
"Lebih baik jualan tisu dari pada harus mengemis, karena hal itu sangat memalukan," ujar Dedi kepada Tribunjabar.co.id di Jalan Suci, Jumat (21/7/2017).
Sejak pagi, dari kontrakannya di Jalan Cicadas ia berangkat ke Jalan Suci untuk menjual tisu-tisunya.
Wanita ini jadi Perbincangan di Tengah Retaknya Rumah Tangga Gracia Indri dan David 'NOAH' https://t.co/1h2co9UA1l via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 21, 2017
Berbekal dus yang dibalut tali hitam berisi tisu ia gendong di bagian depan badannya.
Ketika disambangi TribunJabar.co.id di Jalan Suci, ia terlihat kesulitan melayani pembelinya.
Terkadang untuk mengambil uang kembalian dari saku bajunya, uang dari pembeli itu harus ia gigit dulu dimulut.
Pria asal Medan itu, pada tahun 1990 harus merelakan tangan kanannya diamputasi karena kecelakaan bis dan tangannya terjepit pintu.
Hingga sekarang ia harus berjualan hanya dengan satu tangan kirinya.
Hal itu tidak membuat ia mengemis karena menurutnya mengemis suatu hal yang sangat memalukan dan bisa menurunkan harkat derajat keluarganya.
Selama dua tahun ia berjualan tisu, sebelumnya ia mengaku pernah bekerja jadi cleaning service dan kerja bangunan.
Dari hasil jualan tisu itu ia bisa mengirim uang sebesar Rp 400 ribu per minggu pada keluarganya di Medan.
Ia harus menafkahi istri dan tiga orang anaknya yang masih bersekolah.
Anak yang paling besar sudah keluar Sekolah Menengah Atas (SMA) dan berencana akan melanjutkan ke perguruan tinggi.
Anak yang kedua baru kelas 6 SD dan yang paling kecil belum sekolah.
Setiap hari ia mengaku bisa mendapatkan uang sebesar Rp 50 ribu hingga Rp 60 ribu dari penjualan tisu yang harganya Rp 5 ribu tiga.
"Ya alhamdulillah kalau tetap berusaha dan berdoa minta dilancarkan rezeki pasti rezeki lancar." ujar Dedi.
Dari hasil penjualan tisu itu ia mengaku cukup untuk makan sehari hari dan bisa kirim uang kepada keluarganya di Medan.


:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Gubernur-Jawa-Barat-Dedi-Mulyadi-saat-diwawancarai-seusai-berkunjung.jpg) 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Wakil-Wali-Kota-Bandung-Erwin-saat-menyampaikan-sambutan-dalam.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Irfan-Wibowo-KONFERENSI-pers-erwin-korupsi.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Wali-Kota-Bandung-Muhammad-Farhan-Siskamling-Bencana-di-Pelindung-Hewan.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Wakil-Wali-Kota-Bandung-Erwin-saas.jpg)