Nenek Ana Tidak Punya Rumah, Tidur di Terminal Leuwipanjang Beralaskan Dus
Di tengah hiruk pikuk Terminal Leuwipanjang ada satu perempuan tua renta duduk sendiri di kursi tunggu calon penumpang bus.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Jannisha Rosmana Dewi
Laporan wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Terminal Leuwipanjang, Minggu (2/7/2017), sedang ramai oleh calon penumpang yang hendak balik ke kota asalnya setelah mudik lebaran.
Di tengah hiruk pikuk Terminal Leuwipanjang ada satu perempuan tua renta duduk sendiri di kursi tunggu calon penumpang bus.
Nenek itu membawa satu tas, satu kantong plastik besar yang tertutup, dan satu kantong plastik berisi potongan dus.
Ia duduk sendiri memegang kipas kecil sambil memerhatikan calon penumpang dan sesekali menyuruh orang yang berdiri untuk duduk di kursi yang kosong.
Kepada Tribun Jabar, Minggu (2/7/2017), di Terminal Leuwipanjang Bandung, ia mengaku bernama Ana Susanti (70).
Kemudian ia menceritakan bagaimana ia bisa sampai di Terminal Leuwipanjang seorang diri.
"Kaki saya sudah sakit untuk berjalan. Ke sini numpang bus tidak bayar," katanya.
Ia menambahkan jika ia tidak punya rumah.
"Dulu rumah saya di Sukajadi. Sekarang sudah hilang. Saya kemarin tidur di Terminal Cicaheum. Baru semalam tidur di Terminal Leuwipanjang," ujar Nenek Ana sambil membuka kantong kresek yang isinya potongan dus.
Ia mengatakan jika ia sudah tidak punya keluarga.
Untuk makan sehari-hari, ia hanya berharap belas kasihan dari orang-orang di sekitarnya.
"Saya sudah sesak nafas. Kaki sudah sakit. Pinggang juga sakit. Mending meninggal saja," tambah Nenek Ana dengan mata yang berkaca-kaca.
Rencananya, malam ini Nenek Ana akan tidur di Terminal Leuwipanjang beralaskan dus.
Ia tidur di Terminal karena ramai dengan orang-orang.
"Kemarin tidur di depan minimarket, sepi sekali. Tidak ada teman," tandasnya.