Kisah 'Abah' Engkus Kuswara, Mantan Narapidana yang Kini Jadi Tukang Parkir di Lapas Sukamiskin

Engkus Kuswara (54) atau karib disapa Abah mengais rezeki menjadi tukang parkir di depan Lapas Sukamiskin, Jl AH Nasution, Kota Bandung, Jawa Barat.

Penulis: Ery Chandra | Editor: Futhuriyyah Rufaidah Mahendra
ery chandra/tribun jabar
Engkus Kuswara, Penjaga Parkir Lapas Sukamiskin. 

Laporan wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Engkus Kuswara (54) atau karib disapa Abah mengais rezeki menjadi tukang parkir di depan Lapas Sukamiskin, Jl AH Nasution, Kota Bandung, Jawa Barat.

Abah bekerja untuk membiayai hidupnya dan lima anaknya.

Jalan ini ia tempuh usai istrinya meninggal sepuluh tahun yang lalu.

Sebelumnya Abah pernah bekerja menjadi cleaning service di perguruan tinggi swasta di Bandung pada tahun 1981.

Namun  karena terjadi sebuah kasus akhirnya ia mendapat hukuman empat tahun penjara.

Abah menceritakan awal mula dirinya menjaga lahan parkir di depan Lapas Sukamiskin adalah saat keluar dari penjara, ia sempat mencari kerja pontang-panting namun tidak ada yang menerima.

"Bingung anak saya lagi sekolah, cari uang dimana ya. Jadi pekerja bangunan tidak diterima karena katanya kasian tangannya begini, melamar jadi satpam juga tidak diterima karena sudah penuh" kata Abah saat ditemui di Lapas Sukamiskin, Minggu (25/6/2017).

Saat kebingungan, Abah berbincang dengan petugas pengawas kebersihan Lapas Sukamiskin yang bernama Banias.

"Saya tanya 'pak bolehkah saya jaga parkir (di lapas)? Saya tidak punya kerjaan', kemudian diizinkan tetapi tidak dapat gaji. Sistemnya hasil dibagi dua. Sampai sekarang masih bagi hasil, tidak di gaji," ujar Abah.

Hari-hari Abah kini dihabiskan di lahan parkir dengan mengenakan rompi parkir berwarna oranye dan sebuah peluit.

Walaupun memiliki keterbatasan, Abah tak putus asa.

"Dari jam enam pagi saya di sini, sampai motor pergi semua baru saya pulang. Alhamdulillah sudah dua tahun di sini," ungkapnya.

Saat berkisah tentang keluarganya, ekspresi Abah mendadak datar.

"Anak saya yang perempuan sulit mencari kerja karena tangannya menurun bawaan lahir seperti saya," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved