Awi Gelo, Pemegang Bambu Pontang Panting Tak Mampu Mengendalikannya

Atraksi tersebut dinamakan Awi Gelo (Bambu Gila). Disebut Awi Gelo, karena konon, roh makhluk halus dimasukkan ke batang bambu itu oleh malimnya.

Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Kisdiantoro
ISTIMEWA
Sejumlah orang tengah melakukan pertunjukkan seni dan budaya Awi Gelo (Bambu Gelo) di Saung Budaya Sumedang, Kecamatan Jatinangor, Minggu (7/5). 

Kegembiraan bahkan terlihat saat beberapa peserta dari pertunjukkan Reak mengalami kesurupan. Ada yang kesurupan dengan mengupas kelapa dengan giginya, memecahkan kelapa dengan kepala dan kesurupan karena kerasukan roh-roh mirip binatang, seperti monyet dan lainnya.

Pembina Paguyuban Seniman dan Budayawan Sumedang yang juga Ketua DPRD Sumedang, Irwansyah Putra mengatakan, acara pelestarian kembali seni dan budaya Sumedang tersebut memang ditujukan untuk mengenalkan dan menghadirkan kembali seni dan budaya khas Sunda dan Sumedang.

"Kita semua ketahui, bahwa seni dan budaya asli Sunda sudah mulai tergeser oleh budaya modern dan asing. Bahkan eksistensi keberadaan seni dan budaya asli Sunda sudah mulai hilang. Maka kami  semua munculkan kembali agar masyarakat mengenal seni dan budaya Sunda yang sarat makna sekaligus adiluhung," katanya.

Irwansyah menambahkan, seni dan budaya yang dipertunjukkan tersebut memang sebagian besar sudah tak lagi muncul dan dikenal masyarakat. Salah satunya yang sudah benar-benar hilang adalah seni dan budaya penyambutan tamu besar khas Sumedang.

"Tadi ada proses penyambutan tamu beaar atau agung. Itu prosesi asli Sumedang untuk menyanbut raja, patih atau mengantarkan raja perang dan menyambut kembali saat pulang," lata dia.

Menurut dia, budaya penyambutan tamu besar atau agung tersbut bahkan sudah hilang dan sebagian besar sudah tidak mengetahuinya. Maka dari itu, kata dia, dihadirkan dan dikenalkan kembali kepada mayarakat. Meski, lanjut dia, tahap-tahapannya tidak utuh.

Menurut dia, acara-acara seperti inilah yang memang harus terus diadakan untuk mengenalkan kembali seni dan budaya Sunda yang sarat makna sekaligus adiluhung. Pihaknya juga mengapresiasi para seniman Sumedang yang sudah berusaha melestarikan kembali beberapa seni dan budaya yang sudah hampir hilang itu.

"Niat kami baik disini, hanya ingin menghembuskan kembali nafas seni dan budaya asli lembur. Sekaligus mengajak masyrakat untuk melestarikannya. Apresiasi sekali juga kepada para seniman Sumedang. Ikon Sumedang Puseur Budaya Sunda ini akan benar-benar semakin menggema," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved