Kurs Mata Uang
Dolar Masih Akan Menguat Tahun Depan
kenaikan tingkat suku bunga di AS serta akan relatif kuatnya mata uang dolar belum tentu menguntungkan perekonomian AS
JAKARTA, TRIBUNJABAR.CO.ID - Ekonomi Indonesia di tahun 2017 masih akan menemui tantangan dari sisi eskternal. Adrian Panggabean, Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk mengatakan, dari sisi eskternal seperti prospek kenaikan Fed Funds Rate (FFR) sebanyak tiga kali pada tahun mendatang akan memberikan dampak terhadap nilai tukar (kurs).
“Hal ini akan menciptakan tren penguatan dolar Amerika Serikat (AS) secara global,” katanya, jelang akhir pekan kemarin. Tren penguatan ini akan berdampak negatif terhadap pelemahan mata uang rupiah dan perekonomian nasional.
Meski demikian, dia menilai kenaikan tingkat suku bunga di AS serta akan relatif kuatnya mata uang dolar belum tentu menguntungkan perekonomian negeri Paman Sam tersebut.
Pasalnya, struktur perekonomian AS masih menunjukkan pelemahan dengan menurunnya tingkat produktivitas, lemahnya dinamika di pasar tenaga kerja, serta masih kurang kuatnya pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) secara nominal.
“Ini membuka kemungkinan temporernya sifat penguatan mata uang dollar ASdi tahun 2017,” tambahnya.
Untuk menghindari efek negatif tersebut, perlu diberlakukannya kebijakan dari pemerintah yang dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan modal, menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, serta menjaga angka inflasi pada level yang rendah. (kontan)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/rupiah-vs-dollar_20150911_095731.jpg)