Ini Dia Nama-Nama Calon Ketua PWNU Lima Tahun ke Depan

Tantangan pengurus ke depan yakni membangkitkan NU di Jawa Barat. Melakukan positioning dalam membangkitkan NU di Jawa Barat

Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Ferri Amiril Mukminin
tribun jabar/firman wijaksana
Persiapan Konferwil PWNU di Garut 

Pemilihan Ketua Tanfidziyah dan Rois Syuriah PWNU Jabar lima tahun ke depan diharapkan bisa kembali mengangkat organisasi Islam terbesar di Indonesia itu. Tantangan pengurus ke depan yakni membangkitkan NU di Jawa Barat.

Hal itu diungkapkan Ketua Panitia Konferwil NU Jawa Barat, Kiagus Zaenal Mubarok. Secara umum sering dikemukakan oleh Ketua PBNU, bahwa Islam adalah agama peradaban.

"Tantangan bagi NU, terutama pengurus wilayah, melakukan positioning dalam membangkitkan NU di Jawa Barat. Baik di tingkat bawah, maupun pada tingkat pusat maupun internasional," ujar Kiagus.

Selain itu, lanjut Kiagus, NU jabar bisa menempatkan posisi yang harmonis dan bisa mempersatukan sisi etnisitas yang ada di Jawa Barat. Seluruh komponen yang terdiri dari berbagai etnis jadi pertimbangan.

Sejumlah nama kandidat calon Ketua Tanfidziyah dan Rois Syuriah bakal meramaikan Konferwil hari ini. Dari informasi yang dihimpun terdapat sejumlah nama yang beredar dalam bursa pemilihan.

Di antaranya KH. Muhammad Usamah Manshur (Rois Syuriah PCNU Kabupaten Cirebon), KH. Juhadi Muhammad (Ketua PCNU Indramayu), KH. Imron Rosyadi (Sekretaris PWNU 2011-2016/Kepala Kemenag Kabupaten Cirebon), KH. Sa’dulloh (Ketua PCNU sumedang), dan Dr. H. Muhammad Abu Bakar (Wakil Ketua LP Maarif Jabar/Kabid Pontren Kemenag Jabar).

Selain nama-nama itu, disebut pula KH. Musyfik Amrulloh (Ketua PCNU Subang), KH. Agus Zenal Mubarok (Wakil Ketua PWNU Jabar 2011-2016), KH.Hasan Nuri Hidayatullah (Rois Syuriah PCNU Karawang), KH.Marzuki Wahid (Sekretaris PP Lakpesdam NU), KH. Didi Hudaya (Ketua PCNU Kota Tasikmalaya) dan KH. Ate Musoddik Bahrum (Pimpinan Pondok Pesantren Cilendek Tasikmalaya).

Untuk kandidat Rois Syuriah sejumlah nama yang muncul yakni KH. Nuh Ad Dawami dari Garut, KH. Abun Bunyamin dari Purwakarta, dan KH. Musatafa Aqil Siradj dari Cirebon.

Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dr. Dudang Ghazali, berharap Konferwil NU saat ini tidak sekedar menjadi ajang seremonial. Namun juga lebih mengokohkan visi kemandirian organisasi dalam konteks keumatan dan kebangsaan.

"PWNU ke depan harus memiliki komitmen yang kuat untuk memajukan masyarakat nahdliyin Jawa Barat di pelosok-pelosok desa. Supaya lebih berdaya baik segi ekonomi maupun pendidikannya," Kata Dudang.

Komitmen keumatan dan kebangsaan, lanjut Dudang, sejalan dengan visi sejarah yang telah ditempuh oleh para pendiri NU dalam menghadapi berbagai situasi zamannya. Mengenai figur yang layak untuk memimpin lima tahun ke depan, Dudang mengajukan tiga syarat utama.

"Pertama, harus memiliki karakter solidaritas  yang mampu menyinergikan berbagai potensi. Kedua, calon tersebut harus memiliki kompetensi dan paham betul tentang NU. Terakhir memiliki tingkat pengabdian yang cukup terhadap NU," ucapnya.

Sebagai seorang kader NU, Dudang juga menyoroti rekrutmen pengurus NU ke depan. Pengurus harus memiliki parameter yang jelas dan memiliki komitmen kuat.

"Utamakan kader NU yang telah menempuh pengabdian dan jelas komitmennya untuk mengurus organisasi. Jangan hanya numpang nama dan menjadi beban organisasi," ujarnya. (wij)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved