Demam Berdarah

Dua Balita di Kota Bandung Meninggal Jadi Korban Nyamuk DBD

Sifat nyamuk ini belum puas kalau belum kenyang. Mereka akan mengigit lagi atau mencari sasaran lain jika mengalami kegagalan

Penulis: cis | Editor: Kisdiantoro
zoom-inlihat foto Dua Balita di Kota Bandung Meninggal Jadi Korban Nyamuk DBD
Gani Kurniawan
ILUSTRASI - Fogging atau penyemprotan nyamuk penyebar demam berdarah degue (DBD)

Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S

BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID - Dua balita di Kota Bandung meninggal dunia diduga akibat demam berdarah dengue (DBD). Hal itu berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung selama lima minggu terakhir ini.

Informasi yang dihimpun Tribun, selain dua balita, tiga pasien dewasa juga diduga meninggal akibat DBD. Adapun total kasus DBD di Kota Bandung selama lima minggu terakhir berjumlah 555 kasus.

"Data-data itu berdasarkan laporan dari sejumlah rumah sakit di Kota Bandung yang sudah masuk ke kami," ujar Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Susatyo Triwilopo, kepada Tribun melalui sambungan telepon, Sabtu (13/2/2016).

Susatyo mengatakan, sejauh ini pasien DBD tersebut berasal dari sejumlah wilayah di Kota Bandung. Menurutnya, tidak ada satu wilayah di Kota Bandung yang banyak menyumbang pasien DBD. Sebab penularan penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegepty di Kota Bandung ini bisa terjadi di mana saja.

"Sifat nyamuk ini belum puas kalau belum kenyang. Mereka akan mengigit lagi atau mencari sasaran lain jika mengalami kegagalan," kata Susatyo.

Susatyo mengatakan, gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan masyarakat merupakan cara yang sangat efektif untuk menekan jumlah kasus DBD di Kota Bandung. Sebab dengan fogging tidak serta merta dapat memberantas nyamuk. Upaya tersebut pun justru dinilai merusak lingkungan.

"Sepanjang masyarakat belum mau bergerak susah menekan kasus DBD. Jangan sampai menunggu kita sakit baru bergerak. Sebelum orang lain sakit dan kita sakit harus ada tindakan antisipasi," ujar Susatyo. (cis)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved