Gerakan Fajar Nusantara
Gafatar Tinggalkan Aset Miliaran Rupiah di Kalimantan
Aset itu mulai dari tanah seluas 2 hektar dan 15 rumah beserta dapur umumnya senilai sekitar Rp 800 juta.
Bubarnya Gafatar bukan berarti memupuskan semangat bekerja mandiri di hari depan. Semangat bekerja mandiri masih ada dalam diri para mantan Gafatar ini, sehingga akhirnya bisa memiliki lahan di Samboja, lantas membuka pertanian di sana.
Selama hampir tujuh bulan, mereka tidak cuma bekerja di lahan sempit 2 ha saja. “Karena 1 ha sudah terpakai untuk rumah,” kata Jalil.
Setidaknya ada 9 ha yang mereka garap, baik itu dengan sistem sewa lahan, pinjam pakai, maupun bagi hasil. Mereka menanam mulai dari singkong, sayur mayur, jagung, dan palawija lain. “Ada juga sedikit padi,” kata Jalil.
Selama itu, mereka telah dua kali panen. Hasilnya hanya bisa untuk memenuhi kebutuhan sendiri. “Maret nanti seharusnya panen (yang bisa dijual). Tapi terpaksa harus kami tinggalkan,” kata Edward.
Hamil dan sakit ginjal
Eks Gafatar yang harus angkat kaki dari Desa Karya Jaya sejumlah 239 orang. Mereka termasuk sembilan balita, 77 anak-anak, 153 orang dewasa. Mereka menumpang KM Bukit Siguntang menuju Makassar, Sulawesi Selatan, semalam.
“Perjalanan nanti selama 14 jam hingga tiba di Makassar,” kata Makbul, coordinator kesehatan Pelabuhan Semayang di Balikpapan.“Mereka semua dalam kondisi baik, temasuk satu wanita hamil,” kata Makbul.
Jalil, koordinator warga, juga memastikan hal serupa. Semua warga Sulsel yang pulang ini dalam kondisi sehat dan sanggup untuk pulang. Tidak ada lagi penolakan di antara mereka untuk kembali ke Sulsel.
“Termasuk satu orang warga yang sedang sakit ginjal. Mereka semua mengaku kuat untuk perjalanan ini,” kata Jalil.
Perjalanan mereka berlangsung dramatis. Ratusan warga ini dikawal dengan sangat ketat, mulai dari Samboja, tiba di dermaga kapal laut Pelabuhan Semayang di Balikpapan, dalam kapal Siguntang, hingga di Makassar nanti.
Eks Gafatar berangkat dari Samboja dengan pengawalan tujuh truk menuju Semayang. Mereka tiba pukul 19.00 dan berangkat dengan Siguntang pukul 22.00. Sepanjang perjalanan dari Semayang, mereka juga didampingi oleh 44 orang, baik polri, TNI, hingga perwakilan pemerintah daerah di Kukar.
Selama proses ini berlangsung, pengamanan juga berlangsung ketat di sana sini. Tampak berjaga keamanan Polresta Kukar, Polres Balikpapan, TNI, Brimob hingga Gegana. Mereka berpakaian preman, berseragam, maupun hingga bersenjata laras panjang. (Kompas.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/ratusan-anggota-eks-gafatar-asal-jawa-barat-tiba_20160126_234033.jpg)