KAMMI Menilai Proyek Kereta Cepat Jakata-Bandung Tidak Efektif
Jika pemerintah serius berbicara soal efisiensikan ekonomi, maka lipat jarak ujung barat jawa dan ujung timur jawa
Penulis: Siti Fatimah | Editor: Kisdiantoro
BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID - Pembangunan jalur kereta cepat (High Speed Railway) Jakarta - Bandung yang sedang berlangsung saat ini telah mencapai groundbreaking. Menurut Jokowi, pembangunan kereta api cepat Jakarta - Bandung akan efisiensikan ekonomi dan presiden akan terus memantau perkembangannya.
Kebalikannya, Pengurus Pusat KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) justru menilai berbeda. Kereta api cepat yang dibangun hanya dengan jangkauan Jakarta - Bandung dinilai PP KAMMI tidak efektif dan terkesan proyekan kongkalingkong dengan asing belaka.
“Jika pemerintah serius berbicara soal efisiensikan ekonomi, maka lipat jarak ujung barat jawa dan ujung timur jawa, maksudnya setidaknya jarak kereta api cepat tersebut antara Jakarta – Surabaya.” kata Kartika Nur Rakhman Ketua Umum PP KAMMI, Sabtu (23/1/2016).
Ketua Bidang Ekonomi PP KAMMI, Barri Pratama turut berpendapat dalam proyek tersebut tidak visioner dalam pengembangan ekonomi lokal. Proyek senilai US$ 5,5 miliar tersebut tidak visioner dalam pengembangan ekonomi lokal. Kereta cepat Jakarta – Bandung kurang bisa optimal guna mobilisasi orang, terutama mobilisasi barang yang erat kaitannya guna pembangunan ekonomi.
KAMMI, pada hakikatnya mendukung pembangunan ekonomi Indonesia. Namun pihaknya menyayangkan pembangunan yang asal-asalan dan terkesan tidak efisien dan diada-adakan.
"Kenapa memangkas jarak yang bisa masih bisa ditempuh 2,5 jam dengan kereta regular yang terbilang masih singkat, dibandingkan jarak tempuh lain. Jauh lebih efisien Jokowi membangun Kereta Cepat Jakarta – Surabaya.” katanya. (tif)
