Panglima TNI Angkat Bicara Terkait Dua Prajurit Kena Tembak Polisi

Mabes TNI telah berkoordinasi dengan Mabes Polri untuk menangani kasus tersebut. Rencananya akan ada tim investigasi dari TNI dan Polri.

Penulis: cis | Editor: Dedy Herdiana
Warta Kota/Henry Lopulalan
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (saat masih menjadi Kepala Staf Angkatan Darat - KSAD), menjawab pertanyaan wartawan usai mengadakan pertemuan tertutup dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Pusat Jumat (3/7/2015). Jenderal TNI Gatot Nurmantyo melaporkan persetujuan DPR atas posisinya sebagai calon Panglima TNI pengganti Jenderal Moeldoko, serta memaparkan tugasnya yaitu melakukan evaluasi menyeluruh di internal TNI, serta perencanaan modernisasi alat utama sistem persenjataan atau alutsista. 

Kala itu, kata Gatot, Serda Deden diperintahkan untuk keluar. Maka yang pertama kali keluar adalah Kapten Edi yang kemudian diikuti Serda Deden.

Keduanya diminta angkat tangan dan ketika angkat tangan keduanya ditembak pada bagian perut dan pahanya.

"Keduanya tidak pegang senjata karena senjata di pinggang. Itulah terjadi aksi penembakan dan tidak ada perlawanan karena memang mereka tidak ada masalah dengan polisi dan sedang bertugas. Semua yang diperintahkan anggota Polres dipatuhi dan diikuti. Angkat tangan dan keluar mereka lakukan itu," ujar Gatot.

Gatot menambahkan, anggota Den Intel lainnya mendatangi Rumah Sakit Siti Aisyah pukul 00.00 untuk menjenguk Kapten Edi dan Serda Deden yang tertembak.

Namun saat itu ada dua anggota Polres Muara Enim bersenjata dan langsung mengeluarkan senjata.

Keduanya diamankan oleh anggota Den Intel lainnya sehingga terjadi perebutan senjata. Pada saat (perebutan senjata) senjata api meletus ke bawah.

"Anggota kami tidak mengeluarkan senjata karena sudah dikumpulkan anggota Polres," ujar Gatot. (cr4/cis)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved