Sedih! Sang Istri Terpaksa Memasak Batu Agar Anak-anak Tidak Menangis Minta Makan

Tujuh kuintal beras itu, kata Anun, tentu tak bisa mereka manfaatkan semuanya. Separuhnya harus dijual, dan uangnya dipakai untuk keperluan menggarap

Penulis: Dian Nugraha Ramdani | Editor: Machmud Mubarok
TRIBUNJABAR/DIAN NUGRAHA RAMADAN
Di gubuk reyot inilah keluarga Anun tinggal selama 35 tahun di Kampung Bolenglang, Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur. 

Kapolres pun kemudian mendatangi Kantor Badan Pertahanan Nasional (BPN) sambil berharap dapat menemukan jalan keluar.

"Di BPN itulah akhirnya kami ketahui bahwa pemilik tanah yang sebagian tanahnya digunakan Anun tuntuk tempat tinggalnya ternyata belum memiliki sertifikat tanah. BPN kemudian membuatkan sertifikat tanah itu secara gratis, namun dengan perjanjian, Anun mendapat hibah sedikit tanah dari tuan tanah itu. Pemilik tanah setuju dan memberikan Anun tanah seluas 72 meter persegi. Bersama Kepala Perumnas dan beberapa donatur, kami kemudian membangunkan rumah," ujarnya.

Rumah tersebut, ujarnya, rencananya baru akan selesai dalam 45 hari, namun baru 35 hari rumah itu ternyata sudah bisa ditempati.

Sesuai janjinya, Kapolres memyerahkan rumah tersebut kepada Anun dan keluarganya, Jumat (30/10).

"Kapolres bilang, saya tinggal isi rumah baru ini. Waktu peresmian juga langsung dikasih sertifikat rumah dan tanah ini," ujar Anun.

Sambil bersila di teras rumahnya yang baru, Anun yang mengenakan topi loreng dan kaus bertuliskan "pemburu" itu mengaku sangat bahagia setelah dia, istri dan keempat anaknya akhirnya bisa tinggal di rumah yang layak.

Di rumah yang baru, ujarnya, mereka tak lagi kedinginan dan tidur dalam keadaan basah jika hujan karena gentingnya yang bolong.

"Kami bertahan karena mau bagaimana lagi, hanya itu yang kami punya," kata Anun.

Rumah baru berukuran enam kali enam meter itu terdiri dari dua kamar tidur, satu ruang keluarga, dan satu kamar mandi.

Sambil tersenyum, Anun bilang anak-anaknya yang belum bisa menjaga kebersihan.

"Ibunya terpaksa berulang kali mengepel lantai. Anak-anak terus saja lalu lalang dan loncat-loncat di dalam rumah," ujarnya.

Anun mengaku tak sedikit pun pernah menyangka akan bisa mendapatkan rumah baru yang selama ini bahkan memimpikannya pun tak berani.

Banyak pihak, ujarnya, mulai memberikan bantuan setelah sejumlah wartawan dari berbagai media massa mengangkat kisah hidup mereka tahun 2013.

"Ada yang ngirim beras, ada juga uang ngirim uang belanja," kata Anun.

Namun begitu, ujar Anun, tak pernah ia bayangkan bahwa salah seorang yang kemudian datang mengunjunginya ternyata benar-benar mewujudkan mimpinya memiliki rumah.

"Kapolres Cianjur datang ke gubuk saya dua bulan lalu. Saat iku Kapolres bilang akan berupaya agar kami dapat memiliki rumah," kata Anun. (ram)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved