Petualangan Tori di Trilogi Nuswantara
Dari situlah petualanganku bertemu banyak sekali orang-orang yang menceritakan pengalaman dan pengetahuan mereka tentang Nuswantara dimulai
“Sellain itu, kebanggaan dan kepuasan sebagai penulis nggak bisa diukur dari royalti atau uang sih. Tapi ketika dapet feedback dari teman-teman yang sudah beli, dan akhirnya bilang kalau buku ini sesuai sama harapan mereka, menginspirasi mereka, atau ketika ada yang minta supaya buku kedua segera keluar. Berarti mereka menikmati bukuku. Belum lagi kalau ada yang minta tanda tanganku untuk buku yang mereka beli, menurutku ini adalah sebuah kepuasan dan kebanggan yang paling berarti,” jelasnya.
Dari Desain Interior ke Tulis Menulis
“Dunia interior menurutku hampir sama dengan dunia tulis menulis, terutama ketika menjadi desainer aku lebih banyak bekerja freelance yang tidak terikat waktu atau tempat. Jadi aku bisa kerja di mana pun asal ada laptop,” jelasnya saat ditanya mengenai perbedaan antara desain interior dan dunia tulis menulis.
Sempat menjadi jurnalis dan editor di dua majalah interior sebelumnya, Tori mengaku hal ini yang menjadi jembatan antara dunia interior dan dunia tulisan. Karena itu pula ia tidak terlalu kaget melihat perbedaan dalam menghadapi perubahan profesi ini.
“Perbedaan yang paling mencolok tuh, desainer bekerja mencari solusi mengikuti keadaan dan permintaan klien, sementara dalam menulis aku harus mencari permasalahan dan solusinya sendiri,” tuturnya.
Kedua profesi ini sama-sama melibatkan banyak research dan harus mempelajari banyak unsur . bedanya, kalau di interior ia harus belajar psikologi, karakter klien atau user, juga faktor warna, motif dan bahan untuk suatu desain, mempertimbangkan kebutuhan dan kebiasaan klien, memperhatikan unsur & detail fungsi, kenyamanan, keamanan, sekaligus estetikanya, mempertimbangkan budget klien. Sementara untuk menulis, semua hal juga dipertimbangkan untuk menciptakan karakter, suasana, dan perbincangan dalam suatu adegan hingga menjadi satu kesatuan/harmonis dengan keseluruhan isi cerita.
“Jadi menurutku apa yang kupelajari sebagai desainer sangat membantu dalam proses penulisan bukuku. Seperti alm. ayahku pernah berkata, ‘tidak pernah ada ilmu yang mubazir untuk dipelajari’, jadi satu hal akan mendukung hal lain dan menjadikan semuanya menjadi sinergis,” jelasnya. (tj2)