Pembangunan Kompleks Bisnis

Warga Mendemo Pembangunan Swiss van Java

Kompleks bisnis ini di dalamnya terdapat tempat karaoke, hotel, restoran, cafe, dan ruko

TRIBUN JABAR/M SYARIF ABDUSSALAM
Puluhan warga yang tergabung dalam Solidaritas Anak Bangsa (SABA) mendatangi kawasan komersial Swiss van Java di Jalan Cimanuk, Selasa (14/4). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam

GARUT, TRIBUNJABAR.CO.ID - Puluhan warga yang tergabung dalam Solidaritas Anak Bangsa (SABA) mendatangi kawasan komersial Swiss van Java di Jalan Cimanuk, Selasa (14/4). Mereka menuntut penyelesaian masalah perizinan dan sosial dari penditian pusat komersial tersebut.

Di kawasan Swiss van Java, mereka berorasi dan mendapat perhatian pengunjung serta warga sekitar. Setelahnya, mereka mendatangi Gedung DPRD Kabupaten Garut untuk menyampaikan aspirasinya.

Aksi unjuk rasa ini mendapat pengawalan ketat dari ratusan anggota Polres Garut. Seluruh kegiatan berlangsung lancar dan tertib.

Koordinator aksi tersebut, Opik Zaenudin, mengatakan sejak awal, pendirian Paris van Java telah mendatangkan permasalahan hukum dan sosial. Hal ini di antaranya komunikasi antara pengelola kawasan dengan Pemerintah Kabupaten Garut dilakukan tidak secara terbuka atau transparan kepada warga.

Kompleks bisnis yang terdapat tempat karaoke, hotel, restoran, cafe, dan ruko, di dalamnya ini, katanya, tidak menempuh perizinan secara benar, di antaranya tidak memiliki izin gangguan, serta permasalahan izin pengambilan air tanah dan IMB.

"Upaya advokasi sosial yang dilakukan masyarakat sudah dan terus ditempuh. Namun, masalah sosial yang seharusnya bisa ditangani oleh pemerintah tidak bisa diharapkan secara berkeadilan sosial," katanya.

Opik mengatakan pihaknya menuntut penjelasan secara transparan atas seluruh permasalahan izin, hukum, dan sosial, dari pihak Swiss van Java dan Pemerintah Kabupaten Garut. Selain itu, DPRD Kabupaten Garut pun diminta aktif sebagai wakil rakyat.

Sebelumnya, warga di sekitar Swiss van Java di Jalan Tenjolaya, melakukan aksi protes dengan pemasangan sejumlah spanduk di jalan keluar Swiss van Java tersebut. Mereka mengeluhkan dampak sosial yang muncul setelah kawasan tersebut dibangun.

Khususnya setelah pembanguan sebuah tempat karaoke, warga mengeluhkan banyaknya wanita berpakaian tidak pantas dan pengunjung-pengunjung mabuk di sekitar gerbang keluar kawasan tersebut.

Pemandangan layaknya di kawasan metropolitan ini dianggap sangat kontras dengan keadaan di sekitarnya yang berupa Taman Makam Pahlawan, masjid, sekolah, dan permukiman agamis. (*)

 

//

BREAKING NEWS : ASTAGA !!! SAAT UN BERLANGSUNG SISWA SMK DI PURWAKARTA INI MALAH TERLIBAT TAWURANBACA--->http://bit.ly/1FIvMbTSiswa SMK Bintar Purwakarta sebanyak 13 orang kembali terlibat tawuran...

Posted by Tribun Jabar Online on Monday, April 13, 2015
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved