Komunitas Radio Antar Penduduk Indonesia
RAPI, Rukun di Udara Akrab di Darat (bag 1)
KEBERADAANNYA yang sudah sejak September tahun 1980 memang sudah menjadi sebuah komunitas yang besar.
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Dicky Fadiar Djuhud
RUKUN di udara, akrab di darat, dan iman di hati. Moto Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) sudah terdengar tak asing lagi bagi ribuan anggotanya yang tersebar di Jawa Barat maupun di Indonesia.
Keberadaannya yang sudah sejak September tahun 1980 memang sudah menjadi sebuah komunitas yang besar. Baik secara mobile di kendaraan maupun yang terpasang di rumah, berkomunikasi dengan RAPI bagi anggota mempunyai keasyikkan dan suasana berbeda daripada berkomunikasi dengan peralatan selular yang bersifat komersil.
Dalam keadaan terjadi bencana alam, RAPI sering digunakan pemerintah sebagai alat komunikasi cadangan terutama ketika jaringan listrik mengalami mati total di lokasi yang terjadi bencana.
Keberadaanya sangat membantu pemerintah dalam identifikasi jumlah korban dan kerugian serta distribusi jalur logistik.
Dalam perkembangannya, RAPI merencanakan berbagai kegiatan termasuk kegiatan pembinaan kepada generasi muda di bidang sosial dan kebudayaan. Dalam kesempatan halalbihalal dengan ribuan anggota RAPI sekaligus perkenalan pengurus baru, RAPI Kota Bandung selalu mengagendakan kegiatan pertemuan rutin disamping terus bersilaturahmi di udara.
Ketua RAPI Kota Bandung, Osep Koesmana, mengatakan bahwa sejak September tahun 1980 lalu, RAPI Kota Bandung sudah terjun ke berbagai kegiatan sosial tidak hanya di Jawa Barat tapi juga nasional saat membantu komunikasi di bencana tsunami Aceh.
"Tidak hanya bencana saja, kegiatan rutin kita juga membantu pihak kepolisian dan dinas perhubungan saat kegiatan tahunan seperti arus mudik dan balik Idulfitri, serta tahun baru, ketika info kemacetan banyak dibutuhkan," katanya.
Dari bantuan anggota yang tersebar dan saling memberikan informasi, kegiatan rutin tahunan ini bisa dikoordinasikan dengan baik. Dalam perjalanannya RAPI Kota Bandung terus melakukan pembinaan kepada anggota-anggota baru yang ikut bergabung.
Usia 17 tahun dan telah memiliki kartu tanda penduduk merupakan syarat umum dan mendasar untuk menjadi anggota RAPI.
Setelah itu biasanya akan dilakukan pengenalan tata cara dasar hukum dan bimbingan organisasi setelah membayar giro organisasi. Pendaftaran anggota baru juga akan dikirimkan ke Kementerian Informasi dan Komunikasi. Biasanya izin keluar paling lambat enam bulan setelah pengajuan.
"Keuntungan menjadi anggota kita bisa menjalin silaturahmi dimanapun kita berada," katanya.
Selain menempuh beberapa tahap pengenalan dan pembinaan, menjadi anggota RAPI yang baru juga harus mempersiapkan peralatan radio. Harga dari berbagai radio berbeda-beda bisa kita sesuaikan dengan budget yang ada di kantong kita. Biasanya harga radio yang beredar di pasar berkisar antara Rp 1 juta hingga Rp 50 juta.
Kurnia, Ketua RAPI Lokal 1 Ujungberung, mengatakan bahwa komunikasi antar dan dengan luar daerah Bandung juga bisa dilakukan di RAPI. Pihaknya juga sering berkomunikasi dengan orang dari luar pulau Jawa bahkan orang luar negeri.
Ketua Pelaksana kegiatan, Wawan Ridwan, mengatakan moto RAPI dikaitkan dengan kegiatan halalbihalal pada tahun ini. Intinya menjalin silaturahmi rukun di udara, akrab di darat dan iman di hati.(fam)