Calon Jemaah Haji
Hipertensi Jadi Penyakit Dominan Calon Jemaah Haji
SEKITAR 40 persen dari 1146 calon jemaah haji Kabupaten Cianjur dinyatakan masuk kategori risiko tinggi (risti).
Penulis: cis | Editor: Dicky Fadiar Djuhud
CIANJUR, TRIBUN - Sekitar 40 persen dari 1146 calon jemaah haji Kabupaten Cianjur dinyatakan masuk kategori risiko tinggi (risti). Hal itu dikatakan Kabid Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, Agus Haris.
"Setelah diperiksa tim dokter dari kami, hasilnya rupa-rupa. Secara keseluruhan calon jemaah haji asal Kabupaten Cianjur sehat dan bisa berangkat. Tapi 40 persen dari total calon jemaah haji masuk kategori risti karena ada yang usianya di atas 60 tahun dan ada yang memiliki penyakit kronis," kata Agus kepada Tribun di Cianjur, Kamis (28/8/2014).
Penyakit kronis itu, lanjut Agus, antara lain hipertensi, dibetes melitus (DM), dan jantung. Menurutnya, ketiga penyakit kronis itu paling dominan dan diderita sekitar 40 persen calon jemaah haji yang masuk dalam kategori risti. Adapun penyakit itu diketahui ketika calon jemaah haji menjalani pemeriksaan golongan darah, hemoglobin, kolesterol, gula darah, tekanan darah, dan rekap jantung.
"Insya Allah (Penyakit kronis. Red) tidak menggangu jika dibarengi dengan pengobatan yang rutin. Kalau penyakit kronis yang paling dominan itu adalah hipertensi sekitar 20 persen, sisanya DM dan jantung," kata Agus.
Selain melakukan pemeriksaan, kata Agus, dinkes juga memberikan vaksin berupa suntikan meningitis dan influenza. Akan tetapi tidak semua calon jemaah haji menerima suntikan influenza menyusul hanya sebatas anjuran. "Sekitar 15 persen dari total jemaah haji menolak disuntik vaksi inluenza lantaran merasa dirinya sudah sehat," kata Agus.
Adapun untuk antisipasi penyakit seperti Mers dan ebola, lanjut Agus, pihaknya telah memberikan penyuluhan kepada calon jemaah haji untuk berperilaku sehat, bersih, dan menggunakan masker. Untuk petugas kesehatan Dinkes Kabupaten Cianjur mengirimkan 9 orang yang terdiri tiga dokter dan enam perawat.
"Satu dokter didamping dua perawat nanti akan ditempatkan untuk 1 kloter. Total petugas kesehatan itu memang nantinya dibagi menjadi untuk tiga kloter," kata Agus.
Kepala Seksi (Kasi) Pemberangkatan Haji Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Cianjur, Hipni, meyakini, hanya dengan sembilan petugas kesehatan bisa mengkover total calon jemaah haji yang jumlahnya sebanyak 1146 orang. Karena itu tak perlu ada penambahan tenaga medis lagi untuk memberikan pelayanan kesehatan.
"Itu juga sudah protap dari kementerian kesehatan dan dari tahun ke tahun walau dengan tenaganya sebanyak itu, para calon jemaah haji bisa terlayani. Di samping itu ketika di sana ada juga tenaga kesehatan non kloter sehingga jika nantinya ada calon jemaah haji yang tidak tertangani bisa ditangani baik di sektor atau di daerah kerja yang ada di Mekah atau Madinah," kata Hipni ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (28/8).
Dari 1.146 calon jemaah haji, lanjut Hipni, tujuh di antaranya batal berangkat. Empat orang meninggal dunia dan tiga orang lainnya menunda keberangkatan karena hamil dan sakit. Adapun empat calon jemaah haji yang meninggal dunia itu, yakni Rida Jamal, Abdul Jabarudin, Syariah, dan Markiyah. Sedangkan tiga calon jamaah haji yang menunda berangkat adalah Evi Nurazizah, Nasir, dan Endan Mukarom.
"Untuk kekosongan ini nantinya kantor wilayah kementerian agama yang akan mengisinya. Tapi itu yang sudah melunasi dan kemungkinan bukan dari Cianjur," kata Hipni. (cis)