Kopi Produksi Narapidana Lapas Jelekong, Pohonnya Ditanam di Dalam Lapas, Bijinya Diolah Cara Manual
Lapas Jelekong Baleendah Kabupaten Bandung memiliki produk kopi original yang dibudidayakan oleh narapidana di dalam lapas
Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin
TRIBUNJABAR.ID, BALEENDAH - Lapas Jelekong Baleendah Kabupaten Bandung memiliki produk kopi orisinal yang dibudidayakan oleh narapidana di dalam lapas.
Produk kopi original hasil budidaya narapidana ini diberi nama Kopi Murni Lapas Narkotika Jelekong. Diolah secara manual, dikemas semenarik mungkin kemudian dipasarkan melalui media online oleh petugas lapas.
Kalapas Jelekong Gun Gun Gunawan menuturkan berawal pada 2016, sekitar 150 bibit tanaman kopi jenis robusta asal Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat, dibawa ke Lapas Jelekong sebagai media pelatihan pembibitan bagi para narapidana di bengkel kerja (bengker) lapas.
"Setelah itu numpuk saja di bengkel dalam plastik polybag. Akhirnya kenapa enggak dimanfaatkan saja, dicoba ditanam seperti palawija lainnya," ujarnya saat ditemui di Lapas Jelekong, Selasa (23/7/2019).
Akhirnya pohon-pohon kopi tersebut ditanam di sekitar lingkungan lapas mengelilingi area lapas. Selain itu pihak lapas juga memanfaatkan area-area sempit di dalam lapas untuk menanam kopi tersebut, karena tidak ada lahan khusus, untuk perkebunan.
Unikya meski di dataran rendah di bawah ketinggian 1.000 mdpl, pohon-pohon kopi robusta asal Gunung Halu ini bisa tumbuh di dalam lapas, bahkan bisa berbuah dan dipanen oleh narapidana.
"Sudah enam bulan ini mulai bisa dipanen, sekali panen bisa menghasilkan 15-25 kilogram buah kopi (cherry)," ujarnya.
• Aria Permana Bocah Obesitas dari Karawang Akan Dioperasi Besok, Berharap Dijenguk Ridwan Kamil
Setelah dipanen kopi tersebut diolah secara manual oleh para narapidana. Dimulai dari penjemuran menggunakan nampan, penyangraian (roasting) menggunakan ketel dan kompor, dilanjutkan penumbukan menggunakan alat penumbuk kayu.

Agar dapat dipasarkan, bubuk kopi tersebut dibungkus menggunakan kemasan plastik yang masing-masing beratnya sekitar 1,5 ons. Untuk pengemasan sendiri pihak lapas masih meminta bantuan orang luar karena keterbatasan alat.
"Pemasarannya sendiri dilakukan secara online, melibatkan petugas lapas. Setelah kami sharing dengan ahli kopi, dari segi rasa memang belum keluar, kualitasnya harus ditingkatkan," ujarnya.
Ke depan Gun Gun menuturkan pihaknya akan mendatangkan komunitas barista untuk melatih para narapidana dalam pengolahan, pengemasan serta pemasaran kopi Lapas Jelekong tersebut.
• Daftar Lengkap 104 Nama yang Lolos Uji Kompetensi Calon Pimpinan KPK, Termasuk 9 Jenderal Polisi
Dengan harapan setelah bebas dari lapas, para narapidana ini bisa produktif karena telah dibekali keterampilan khusus.
"Kami sangat bangga sekali, warga binaan di sini bisa memproduksi kopi sendiri. Setahu saya hanya ada di sini, sebelumnya saya belum melihat lapas ditanami kopi, paling ada yang berternak atau berkebun sayuran saja," kata Gun Gun.