Jembatan Penghubung Tasik-Garut Rusak, Warga Terpaksa Lewat Jalan Memutar Makan Waktu 1,5 Jam

Jembatan Cipangarangan yang merupakan penghubung beberapa kampung di Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya dan Kecamatan Salawu, Kabupaten Garu

Penulis: Isep Heri Herdiansah | Editor: Theofilus Richard
Tribun Jabar/Isep Heri
Jembatan Cipangarangan yang merupakan penghubung beberapa kampung di Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya dan Kecamatan Salawu, Kabupaten Garut sudah lama rusak. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isep Heri

TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Jembatan Cipangarangan yang merupakan penghubung beberapa kampung di Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya dan Kecamatan Salawu, Kabupaten Garut sudah lama rusak.

Jembatan tersebut menghubungkan Kampung Cibaeud, Bebedahan, Sukahurip, Kaduhandap, Jaerun, Cibihuk.

Jembatan gantung di atas Sungai Ciwulan yang berada di perbatasan Desa Lengkongjaya, Kecamatan Cigalontang dan Desa Serang, Kecamatan Salawu tersebut kondisinya memperihatinkan.

Material besi yang menjadi alas, tiang dan juga kawat tali terlihat sudah berkarat.

Murid SD di Cigalontang Tasikmalaya Ini Bertaruh Nyawa Sebrangi Jembatan Rusak

Bahkan alas jembatan sudah tak nampak, dan warga sekitar menaruh sejumlah bambu di beberapa bagian agar jembatan tetap bisa digunakan.

Tak ayal sejumlah warga yang kerap melintasi jembatan yang di bangun sekitar 8 tahun lalu itu harus beruji nyali.

Warga yang melintas harus saling berpegangan ke sisi jembatan sambil memastikan langkahnya tepat, karena beberapa bagian terlihat lobang karena tak ada alas bambu untuk kaki menapak.

Warga bukan tidak punya pilihan. Sebagian warga masih tetap melintas di jembatan rusak itu karena jarak tempuh lebih dekat.

Tokoh Masyarakat Kampung Cibaeud, Ustaz Gugun Gunawan (37), mengatakan bahwa Jembatan Cipangarangan merupakan akses yang sangat dibutuhkan warga sekitar.

Pasalnya, kata dia, sejak dahulu jembatan itu menjadi akses penopang kehidupan sosial ekonomi beberapa kampung di sana.

"Jarak yang bisa ditempuh 15 menit, sejak dua tahun jadi 1,5 jam menggunakan motor. Ada urusan harus memutar ke Singaparna dan tentunya memakan waktu. Perani apalagi, sangat membutuhkan," kata dia saat ditemui Tribun Jabar di kediamannya, Selasa (23/7/2019) Siang.

Semenjak rusak parah dihempas air bah dua tahun lalu, kata dia, kondisi jembatan memang semakin memperihatinkan.

Dia menuturkan, semenjak itu beberapa warga dari Bebedahan yang menyekolahkan anaknya di daerah Cibaeud terpaksa memindahkan anaknya bersekolah di sekolah lain karena tak mau ambil risiko.

"Lokasi sekolah di Bebedahan cukup jauh, terdekat ya ke sini. Tapi bagaimana lagi karena rusak, memindahkan sekolahnya anaknya," tuturnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved