Kisah Tatang, Generasi ke-3 Pembuat Wayang di Kota Bandung, Bertahan di Tengah Gempuran Seni Modern
Hadirnya seni modern saat ini justru membuat pertunjukan wayang semakin kurang diminati oleh generasi masa kini.
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Indonesia terkenal dengan seni budayanya yang beragam dan memiliki ciri khas tersendiri. Salah satu kesenian yang paling dikenal adalah wayang.
Seni wayang tak hanya menampilkan sebuah pertunjukan saja tetapi juga menjadi media penerangan dan dakwah soal filosofi ilmu pengetahuan.
Hadirnya seni modern saat ini justru membuat pertunjukan wayang semakin kurang diminati oleh generasi masa kini.
Di perkotaan, pertunjukan wayang tak lagi diadakan, peminatnya pun berkurang. Kalau ada, yang datang tentunya berasal dari generasi terdahulu.
Generasi masa kini melihatnya sebagai pertunjukan yang membosankan dan tak mengerti apa yang dikatakan karena biasanya dalang menggunakan bahasa daerah dalam pertunjukannya.
Belum lagi banyak mitos yang tersebar ketika menonton wayang. Informasi yang tidak tersampaikan akan wayang justru membuat generasi masa kini acuh akan budayanya sendiri.
Berkurangnya akan peminat wayang saat ini membuat pengrajin wayang di Indonesia pun semakin berkurang.
Di Bandung, pengrajin wayang pun tak banyak yang bertahan. Namun siapa sangka di Kota Bandung masih ada pengrajin yang masih melestarikan kesenian wayang.
Adalah Tatang Heryana (66), seorang pengrajin wayang di Kampung Wayang Urban tepatnya di Jalan Pangarang Bawah.
Tatang mengatakan, Ia adalah generasi ke-3 yang masih bertahan untuk membuat wayang golek.
"Kebanyakan pengunjung yang datang kesini justru berasal dari luar, benua Eropa seperti Belanda dan Jerman. Berbeda halnya dengan minat warga Indonesia yang sepi peminatnya akan budayanya sendiri," ujar Tatang saat ditemui di Kampung Wayang Urban, Rabu (3/7/2019).
Tatang mengatakan, turis asing yang datang ke Kampung Wayang Urban tak hanya untuk membeli wayang. Mereka juga belajar bagaimana cara membuat wayang.
"Turis asing menyukai wayang karena mereka tahu ini adalah budaya asli Indonesia. Mereka senang dengan cerita sejarahnya dari wayang. Kalau pengunjung dari Indonesia pernah ada yang datang mahasiswa ITB, dia datang penelitian untuk tugas akhirnya," ujarnya.
Di Kampung Wayang Urban, pengunjung bisa melihat berbagai jenis wayang dengan ukuran yang kecil untuk aksesoris dan ada juga yang berukuran hingga dua meter.