Lokalisasi Sunan Kuning Ditutup, Ini Sejarah Sunan Kuning yang Seorang Pendakwah Keturunan China

Memiliki nama asli Soen An Ing, namun oleh masyarakat lokal dipanggil Sunan Kuning untuk mempermudah penyebutan.

Editor: Ravianto
TRIBUN JATENG/JAMAL A NASHR
Juru Kunci Makam Sunan Kuning, Siti Komariyah (63) berada di Makam Sunan Kuning, Senin (28/1/2019) 

TRIBUNJABAR.ID, SEMARANG - Lokalisasi Argorejo atau yang lebih dikenal dengan lokalisasi Sunan Kuning di Kalibanteng Kulon, Semarang akan ditutup mulai Agustus 2019 mendatang.

Pemerintah Kota Semarang melakukan pertemuan dengan para wanita pekerja seks (WPS) yang berada Resosialisasi Argorejo atau Lokalisasi Sunan Kuning untuk mendiskusikan terkait penutupan yang rencananya akan dilakukan pada Agustus 2019 mendatang, Selasa (18/6/2019) di Balai RW 4 Kelurahan Kalibanteng Kulon, Semarang Barat.

Sejumlah wanita pekerja seks (WPS) pun menyayangkan rencana penutupan bisnis prostitusi yang telah berjalan puluhan tahun.

Banyak orang yang mendengar kata Sunan Kuning pikirannya langsung tertuju pada prostitusi di Kota Semarang.

Sebenarnya, Sunan Kuning adalah nama tokoh yang dimakamkan di dekat Lokalisasi Argorejo tersebut.

Sunan Kuning hidup sekitar tahun 1740 M.

Semasa hidupnya, ia merupakan penyebar agama Islam di Indonesia dan dia keturunan China.

Memiliki nama asli Soen An Ing, namun oleh masyarakat lokal dipanggil Sunan Kuning untuk mempermudah penyebutan.

Selain sebagai pendakwah, ia juga dikenal sosok yang pandai ilmu pengobatan.

Saksi Kubu Prabowo Mengaku Diancam Dibunuh, tapi Tak Bisa Jelaskan Secara Rinci Bentuk Ancamannya

Keluarga Ungkap Kondisi Terkini Amsor, Tersangka Kecelakaan Maut di Tol Cipali KM 150

Melalui keahliannya tersebut, banyak masyarakat yang akhirnya tertarik dan memeluk Islam.

Meski awalnya berpindah-pindah kota dalam menyebarkan Islam, di akhir hayatnya ia menetap dan meninggal di Kota Semarang.

Sunan Kuning yang juga memiliki nama lain Raden Mas Garendi atau Amangkurat V dimakamkan di Bukit Pekayangan Jalan Sri Kuncoro I RT 6 RW 2 Kelurahan Kalibanteng Kulon, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang.

Raden Mas Garendi atau Sunan Kuning dan juga disebut Amangkurat V adalah cucu raja Amangkurat III di Mataram, putra dari pangeran Tepasana.

Tahun 1742, ia diangkat sebagai raja Amangkurat V oleh pemberontak yang menantang kekuasaan Susuhunan Pakubuwana II dan VOC.

Tidak seperti lazimnya makam pendakwah Islam yang sebagian besar berornamen Jawa dengan hiasan kaligrafi huruf Arab, Makam Sunan Kuning justru kental nuansa Cina, negeri asalnya.

Makam Sunan Kuning, Senin (28/1/2019)
Makam Sunan Kuning, Senin (28/1/2019) (TRIBUN JATENG/JAMAL A NASHR)
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved