Pemilu 2019

Fahri Hamzah Bela Ani Hasibuan, Sebut Apa yang Disampaikan Ahli Saraf Itu Bukan Ujaran Kebencian

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atau DPR RI Fahri Hamzah turut mengomentari pemanggilan dokter Ani Hasibuan oleh polisi.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Kolase Tribun Jabar (Kompas.com dan Tribun Jabar)
Ani Hasibuan dan Fahri Hamzah 

TRIBUNJABAR.ID - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atau DPR RI Fahri Hamzah turut mengomentari pemanggilan dokter Ani Hasibuan oleh polisi.

Komentar Fahri Hamzah atas pemanggilan Ani Hasibuan oleh polisi itu dicuitkan di akun Twitter-nya @Fahrihamzah, Kamis (16/5/2019).

Akun Fahri Hamzah awalnya me-retweet sebuah berita di media online berjudul 'IDI Sebut Kematian Petugas KPPS Bukan Karena Kelelahan'.

Kemudian, ia juga menandai akun Twitter Divisi Humas Polri.

Dokter Ani Hasibuan: Dari Pernyataan Soal KPPS, Disebut-sebut Dukung Prabowo, Kini Dipanggil Polisi

Akun Fahri Hamzah menyarankan, daripada polisi memeriksa Ani Hasibuan dengan tuduhan ujaran kebencian, lebih baik periksa IDI.

Lalu, ia juga menandai akun Twitter Presiden Jokowi.

Kepada Jokowi, Akun Fahri Hamzah bertanya, mengapa akademisi dilarang berbicara mengenai ilmunya.

Gara-gara Komentar Kejanggalan Petugas KPPS Meninggal, Dokter Ani Hasibuan Besok Diperiksa Polisi

"Kepada yth:
@DivHumas_Polri daripada memeriksa dokter ahli saraf Ani Hasibuan dengan tuduhan ujaran kebencian, mendingan periksa IDI yg sdh bikin pernyataan ini. Halo pak @jokowi kenapa akademisi dilarang bicara ilmunya? Itu bukan kebencian tauk! Ampun deh.!!," tulis akun Fahri Hamzah.

Fahri Hamzah kemudian menandai akun Twitter Komnas HAM.

Tangkapan layar cuitan Fahri Hamzah
Tangkapan layar cuitan Fahri Hamzah (Twitter)

Ia pun menuliskan mengenai delik ujaran kebencian.

"Kalau dokter gak boleh analisa kematian, maka nanti arsitek gak boleh bicara bangunan, ulama gak boleh ngomong agama, politisi gak boleh bicara politik, lawyer gak bOleh bicara hukum, ekonom gak boleh bicara ekonomi karena SEMUA KENA DELIK UJARAN KEBENCIAN. Cc: @KomnasHAM," tulisnya.

Hingga berita ini ditulis, cuitan akun Fahri Hamzah itu sudah di-retweet atau dicuit ulang oleh ribuan warganet.

Ribuan warganet juga membalas cuitan tersebut.

Berikut adalah balasan warganet.

@dedisagala24: Diperiksa lah lah dia ternyata gk netral kok,harusNya dia memberikan pernyataan berdasarkan keilmuanNya bukan berdasarkan ketidak sukaaanNya sama 01 karna dia ternyata pendukung 02.

@jokowi: Yg saya heran kenapa kok @Fahrihamzah tida berani ngomong langsung didepan pak @jokowi anda cuman bisa cennge ngesan tapi kalau ditwit anda begitu garang dalam mengeritik eh udah didepan orangnya anda seperti kucing.

@wiriantowidjaya: Baca artikel nya di bawah mas, jangan framing berdasarkan judul artikel. Menurut IDI pada artikel tersebut, yg menyebabkan meninggal memang bukan faktor kelelahan, tapi penyakit yg lama sudah diderita korban.

Fahri Hamzah di  Lapas Kelas I Sukamiskin Bandung, Sabtu (28/7/2018).
Fahri Hamzah di Lapas Kelas I Sukamiskin Bandung, Sabtu (28/7/2018). (Tribun Jabar/Daniel Andreand Damanik)

@Syahrulanwar019: Bacalah sebelum mengomentari tp macam dia itu mah pak bacanya kilat soalnya jarinya udh keburu gatel pas liat judulnya, jd ya gtu lah katanya dewan perwakilan rakyat tp di liat" dia malah lebih condong ke pilihan pilpresnya, dmna mewakilinya.

@hndynrizka: Lah? Itu kasus ratna sarumpaet aja ternyata hoax kan bukan dikeroyok? Padahal KATANYA diperiksa sama dokter ahli. Ahli hoax uppss.

Nama dr Ani Hasibuan jadi perbincangan setelah mengeluarkan pernyataan mengenai gugurnya anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara atau KPPS.

Sandiaga Uno, Fahri Hamzah, & Fadli Zon Turut Tanggapi Pernyataan Hendropriyono Soal Keturunan Arab

Kini, Ani Hasibuan dipanggil sebagai saksi dalam perkara dugaan penyebaran informasi yang menimbulkan rasa kebencian.

Latar belakang pemanggilan Ani Hasibuan adalah lantaran adanya sebuah konten tulisan di laman tamshnews.com pada 12 Mei 2019 berjudul l 'Dr. Ani Hasibuan SpS: Pembantaian Pemilu, Gugurnya 573 KPPS'.

Kemudian, ada pula konten tulisan berjudul 'The Reality News Leading, Media NKRI' masih di laman yang sama.

Dalam kedua tulisan itu, tercantum foto Ani Hasibuan.

Salah seorang dokter syaraf, Ani Hasibuan, mengadukan masalah banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia saat menjalankan tugas, kepada Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (6/5/2019).
Salah seorang dokter syaraf, Ani Hasibuan, mengadukan masalah banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia saat menjalankan tugas, kepada Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (6/5/2019). (KOMPAS.com/JESSI CARINA)

"Iya benar diagendakan pemeriksaan untuk Dokter Ani Jumat besok," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, saat dikonfirmasi, Kamis (16/5/2019).

Ani Hasibuan pernah melontarkan pernyataan kontroversial dalam tayangan Catatan Demokrasi Kita di TV One yang membahas soal kematian ratusan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara atau KPPS.

Di acara itu, Ani Hasibuan mengatakan, faktor kelelahan tak cukup jadi alasan penyebab meninggalnya seseorang.

"Sebagai dokter, dari awal saya sudah merasa lucu. ini bencana pembantaian apa pemilu, kok banyak sekali yang meninggal? Pemilu itu kan happy-happy, ingin dapat pemimpin baru, tapi nyatanya meninggal," kata Ani Hasibuan.

"Orang capek itu, dia ngantuk, dia lapar. Kalau dia paksa, dia pingsan, nggak mati. Ada di laporan saya, beban kerja KPPS apa saja sih? ada tujuh orang satu TPS, itu beban kerjanya saya nggak melihat bahwa itu ada fisik yang sangat capek, gitu loh," sambungnya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved