Masih Ingat Momo Challenge? Begini Nasib 'Momo' Sekarang
"Boneka itu sudah tidak ada lagi. Itu memang tidak pernah dimaksudkan untuk disimpan dalam waktu lama,"
TRIBUNJABAR.ID, TOKYO - Beberapa waktu lalu sempat ramai beredar isu tentang permainan tantangan yang disebarkan oleh nomor tak dikenal melalui aplikasi WhatsApp yang disebut 'Momo Challenge'.
Satu hal yang menjadikan tantangan itu ditakuti adalah penggunaan foto yang menampilkan sosok karakter perempuan fiktif bernama 'Momo' yang memiliki ekspresi menyeramkan.
Tantangan itu juga dikabarkan telah mendorong seorang gadis remaja berusia 12 tahun melakukan bunuh diri, meski kebenaran kabar itu belum bisa dipastikan sampai saat ini.
Tantangan ini serupa dengan Blue Whale Challenge yang sebelumnya juga sempat viral di media sosial.
Menurut Unit Investigasi Kriminal Komputer di negara bagian Tabasco, Meksiko, permainan tantangan itu berawal dari media sosial Facebook. Orang-orang 'ditantang' untuk berkomunikasi dengan sebuah nomor tak dikenal.
• Dialog dengan Warga Desa Cijeruk, DPRD Jabar Minta Pemerintah Perhatikan Pengembangan Potensi Desa
• Abdulkodir Ngaku Diperintah Uu Ruzhanul Ulum Cari Dana Beli Sapi Kurban, Duitnya Potong Dana Hibah
Nantinya 'Momo' akan memberikan tantangan yang harus dilakukan atau mereka akan diancam.
Namun siapa sebenarnya Momo dan siapa penciptanya?
Dilansir Kompas.com dari AFP, karakter 'Momo' yang viral belakangan merupakan ciptaan dari seorang seniman Jepang bernama Keisuke Aiso.
Dikisahkan Aiso, karakter Momo terinspirasi dari kisah hantu bernama Ubume, seorang wanita yang meninggal saat melahirkan.
Aiso menggambarkan sosok Momo dengan wanita berambut panjang berantakan, mata terbelalak, dan senyum menyeringai.
Boneka yang dibuat dengan bahan silikon dan setinggi sekitar satu meter itu pertama kali dipamerkan dalam pameran bertema hantu di Ginza, pada tahun 2016.
Namun Aiso mengaku saat itu bonekanya tidak terlalu menarik perhatian.
Lalu di mana boneka Momo itu sekarang?
"Boneka itu sudah tidak ada lagi. Itu memang tidak pernah dimaksudkan untuk disimpan dalam waktu lama,"
"Sekarang boneka itu sudah rusak dan saya sudah lama membuangnya. Anak-anak bisa tenang sekarang. Dia sudah tidak ada dan kutukannya sudah hilang," kata Aiso, seperti dilansir Tribun Jabar dari Kompas.com yang mengutip The Sun.
• Santri sedang Mengaji saat Atap Masjid Tersambar Petir hingga Plafonnya Terlepas
• Ratusan Petugas Tidak Datang, Penyelesaian Sortir dan Lipat Suara Diprediksi Molor