Meski Kondisinya Berbahaya, Jembatan Penghubung Rancaekek dan Cileunyi Tiap Hari Dilintasi Warga

Meski tak cukup aman, warga di kedua desa itu tetap memilih jembatan itu untuk menyeberang lantaran lebih bisa menghemat waktu

Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Tribun Jabar/Hakim Baihaqi
Jembatan di perbatasan antara Kampung Ciluncat, Desa Tegal Sumedang, Kecamatan Rancaekek dan Kampung Sindangwargi, Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jumat (15/2/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Keberadaan jembatan penghubung antara dua kampung di Kecamatan Rancaekek dan  Cileunyi, dianggap tidak cukup aman untuk dilintasi karena tak ada pagar pengaman di kedua sisinya.

Berdasarkan pantauan Tribun Jabar, jembatan tersebut berada di perbatasan antara Kampung Ciluncat, Desa Tegal Sumedang, Kecamatan Rancaekek dan Kampung Sindangwargi, Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi.

Meski tak cukup aman, warga di kedua desa itu tetap memilih jembatan itu untuk menyeberang lantaran lebih bisa menghemat waktu dibandingkan melintasi jalur alternatif lainnya.

Jembatan untuk kendaraan roda dan pejalan kaki yang berada di atas Sungai Cikeruh ini, tiap hari dilintasi oleh warga dari dua desa, yakni Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi dan Desa Tegalsumedang, Kecamatan Rancaekek.

Warga sekitar, Arman (28), menuturkan, bila tidak ada jembatan tersebut, warga harus menggunakan jembatan lain untuk menyeberang dengan jalur lebih serta memutar.

Jadwal Persib Bandung Vs Arema FC, Pelatih Miljan Radovic Siapkan Pengganti Ezechiel N Douassel

Pilpres 2019, Kapolri Tito Karnavian: Jabar Harus Selalu Aman dan Punya Modal Bagus

"Lewat jembatan ini cukup lima menit saja, kalau jembatan lain bisa lebih dari 25 menit. Memakan waktu juga," katanya di sekitar jembatan, Kampung Ciluncat, Jumat (15/2/2019).

Warga lainnya, Muhamad Fikri (34), mengatakan, di sebelah barat lokasi jembatan, semula ada jembatan penghubung yang terbuat dari kayu. Namun jembatan yang dibangun warga itu sudah rusak

Menurutnya, jembatan di perbatasan diKampung Ciluncat dianggap sebagai satu-satunya jalur untuk mempersingkat waktu.


"Mau gimana lagi? Kalau mutar jauh, harus berhati-hati saja saat berjalan," katanya.

Jembatan yang lebarnya satu meter ini, dilapisi material beton, dan di sampingnya hanya memiliki rangka besi panjang.

Warga yang hendak melintas memakai kendaraan roda dua dari arah yang berlawanan tidak melintas bersamaan tapi harus bergantian.

Tidak ada tiang pembatas di sisi jembatan, membuat warga dari kedua desa yang melintasi jembatan ini pun tampak berhati-hati untuk menghindari terperosok ke aliran Sungai Cikeruh.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved