Perdalam Teknologi Blockchain, ITB Jalin Kerjasama dengan Perusahaan Jepang Chaintope
Sebuah perusahaan yang bergerak pada teknologi blockchain yang berada di Iizuka, Jepang, yaitu Chaintope, baru saja menandatangani nota kesepahaman.
Penulis: Resi Siti Jubaedah | Editor: Yongky Yulius
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Resi Siti Jubaedah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sebuah perusahaan yang bergerak pada teknologi blockchain yang berada di Iizuka, Jepang, yaitu Chaintope, baru saja menandatangani nota kesepahaman atau Mou dengan Insitut Teknologi Bandung (ITB).
Mou tersebut merupakan wujud kerjasama antara Fakultas Teknologi Industri ITB dan Chaintope pada Senin (19/11/2018), di Jalan Ganeca 10, Kota Bandung.
Blockchain merupakan platform teknologi baru di dunia internet, serta mampu mengatasi beberapa permasalahan di dunia internet saat ini, seperti pencegahan data yang rentan terkena hacker, serta penjaringan informasi.
Koordinator Riset dan Kerjasama Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITB, Iwan Prasetiyo, menjelaskan bahwa kerjasama yang baru saja ditandatangani di Mou, dalam waktu dekat akan diwujudkan dengan mengadakan workshop.
• 11 Mahasiswa Asal Palu yang Berkuliah Sementara di ITB Mendapatkan Bantuan Biaya Studi
Iwan menjelaskan bahwa, ia bersama dengan tim riset lainnya akan belajar lebih dalam lagi mengenai teknologi blockchain.
Selain itu, ITB akan berikan kesempatan kepada Chaintope terkait pengembangan teknologi blockchain, dan berharap akan diadakan kerjasama research serta agreement lain yang lebih detail.
Karena bekerja sama dengan FTI ITB, maka bidang yang akan difokuskan dalam pengembangan blockchain yakni di bidang energi, supply chance, dan grid technology.
"Kami berharap bahwa dengan adanya kolaborasi ini akan memberikan pendekantan baru di dalam penelitian, dan memberikan pengaruh yang besar dibandingkan sebelumnya. Mewakili koordinator penelitian berharap banyak yang dilakukan para dosen-dosen fakuktas dibawah FTI ITB dalam menghasilkan penelitian-penelitian dengan mengadopsi teknologi baru, sehingga pengaruhnya dapat lebih besar," ujar Iwan Prasetiyo.