Setiap Jasa Perbaikan Alat Rumah Tangga, Endang Tidak Pernah Mematok Harga, Ini Alasannya
bermodalkan sepeda ontel tua, Endang berkeliling di Solokan Jeruk dan Rancaekek, untuk menawarkan jasa reparasi alat rumah tangga berbahan logam.
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Endang (74), kakek yang berprofesi sebagai tukang reparasi peralatan rumah tangga, atau dikenal sebagai tukang patri panci keliling, mengaku tidak pernah mematok harga untuk setiap jasanya tersebut.
Kakek yang berasal dari Kampung Sasakbengkung, Kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung ini, dapat dikatakan sebagai satu-satunya tukang patri yang masih bertahan di wilayah Solokan Jeruk dan Rancaekek.
Setiap harinya, bermodalkan sepeda ontel tua, Endang berkeliling di wilayah Solokan Jeruk dan Rancaekek, untuk menawarkan jasa reparasi alat rumah tangga berbahan logam.
Kronologi Nikita Mirzani Didorong Dipo Latief hingga Pendarahan, Bertengkar Sampai Jatuh di Lift https://t.co/6FiIH5sDYD via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 29, 2018
"Tidak pernah pasang harga, berapa saja diterima," kata Endang saat tengah berkeliling di Perumahan Bumi Rancaekek Kencana, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Selasa (30/10/2018).
Alasan tidak pernah mematok harga, kata Endang, kalau pekerjaan yang dilakoninya tersebut adalah pekerjaan ikhlas, sehingga nominal berapa pun tidak dipermasalahkan.
Endang mengatakan, dalam satu pekan berkeliling untuk menawarkan jasa, ia hanya mendapatkan dua orang pelanggan saja, yang sebagian besar pelanggan adalah ibu rumah tangga.
• Tim Kembali Temukan KTP dan Ponsel, Diduga Milik Monni, Penumpang Lion Air JT 610
"Seminggu paling besar dapat Rp 100 ribu, tidak apa - apa meski kecil juga," kata Endang.
Berangkat dari rumah pada pukul 07.00 WIB, menggunakan sepeda ontel tuannya itu, ia berkeliling di wilayah Rancaekek dan Solokan jeruk, dari waktu pagi hingga sore hari.
Sejak 10 tahun terakhir ini, permintaan perbaikan alat rumah tangga menggunakan jasa patri semakin berkurang, sehingga tak jarang, selama satu hari berkeliling, Endang pulang dalam keadaan tidak membawa uang satu perak pun.
Endang bercerita, ia telah menekuni profesi sebagai tukang patri sejak 1964, terhitung sejak 2008 hingga saat ini, adalah masa tersulit yang dirasakan oleh ia selama menekuni profesi tukang patri keliling.
"Yang penting, abah tidak minta-minta apalagi mencuri, abah tidak malu meski hanya jadi tukang patri," katanya.
• Pencarian Jatuhnya Lion Air JT 610 Berlanjut, Petugas Gabungan Sisir Pesisir Tanjung Karawang
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/tukang-patri_20181030_122104.jpg)