Memerankan Nyi Mas Basa Sunda, Pelajar Asal Bandung Ini Mengaku Malu

Tokoh Nyi Mas Basa Sunda yang diperankan oleh Allya ini, merupakan sosok wanita berkebaya dan berkerudung merah berwajah sendu, yang menceritakan kere

Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Theofilus Richard
Tribun Jabar/Hakim Baihaqi
Nyi Mas Basa Sunda memecah suasana sunyi di antara ratusan penonton di Pasanggiri Monolog Basa Sunda (PMBS) V di Gedung Pusat Studi Bahasa Jepang (PSBJ), Universitas Padjajaran, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Kamis (11/10/2018) 

Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Allya Putri Nulaifar (17), pemeran sosok Nyi Mas Basa Sunda dalam Pasanggiri Monolog Basa Sunda (PMBS) V di Gedung Pusat Studi Bahasa Jepang (PSBJ), Universitas Padjajaran, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, mengaku tegang saat didapuk memerankan Nyi Mas Basa Sunda.

Tokoh Nyi Mas Basa Sunda yang diperankan oleh Allya ini, merupakan sosok wanita berkebaya dan berkerudung merah berwajah sendu, yang menceritakan keresahan terhadap generasi muda di Tanah Sunda.

Keresahan tersebut, karena menurut Nyimas Basa Sunda, bahasa daerah, terutama bahasa Sunda, mulai dilupakan banyak orang, sehingga timbul keresahan pada diri pribadinya.

Begini Kronologi Tabrak Lari yang Menimpa Rima di Jalan Peta Bandung

Ratna Sarumpaet Hari Ini Akan Diperiksa Lagi di Mapolda Metro Jaya

Allya mengatakan, awalnya ia malu harus memerankan tokoh Nyi Mas Basa Sunda, karena ia mengakui, bahwa dirinya masih lemah dalam berbahasa sunda setiap berinteraksi dengan rekan lainnya.

"Kedua orang tua saya asli Sunda, tetapi Bahasa Sunda saya masih cukup lemah," ujar Allya yang tergabung dalam ekstrakurikuler Teater Fosil SMAN 1 Jatinangor di Gedung Pusat Studi Bahasa Jepang (PSBJ), Universitas Padjajaran, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Kamis (11/10/2018).

Allya pun bercerita, di lingkungan sekolah pun, banyak siswa yang saat ini mempelajari bahasa - bahasa asing, yaitu bahasa Jepang atau pun bahasa Korea.

"Merasa malu juga, padahal mereka yang di luar sana itu mati-matian pertahankan bahasa daerahnya," kata Alya.

Ia berharap, melalui pementasan monolog Sunda ini, Bahasa Sunda yang keberadaannya mulai diminati oleh generasi milenial, dapat kembali menjadi bahasa persatuan, setelah bahasa Indonesia.

"Ini dimaksudkan juga kepada kami, bukan semata - mata kami menyalahkan orang lain yang sudah meninggalkan bahasa Sunda. Sama - sama harus melestarikan," katanya.

Sekjen PSSI Ratu Tisha: Agen Luis Milla Menolak untuk Hadir

Hengky Kurniawan Dicurhati Milenial KBB, Ini Isi Curhatnya

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved