Disdik Kabupaten Bandung Imbau Guru Honorer Tidak Ikut Mogok 'Ngajar' Massal

Kepala Disdik Kabupaten Bandung, Juhana meminta agar pemerintah pusat mempertimbangkan kembali terkait status para guru honorer K2 ini

Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
TUNTUT TUNJANGAN DAERAH - Sejumlah guru honorer yang tergabung dalam Forum Komunikasi Guru Honorer (FKGH) membentangkan poster berisi tuntutan saat melakukan unjuk rasa di Kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung, Jalan Ahmad Yani, Kamis (1/8/2013). Ratusan guru honorer yang mengikuti aksi tersebut menuntut pembayaran tunjangan daerah tahun 2013 sebesar Rp 300.000 yang belum dicairkan dengan metode cair tunda hingga kini 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin

TRIBUNJABAR.ID, SOREANG- Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung mengimbau para guru honorer K2 untuk tidak ikut aksi mogok mengajar secara massal pada 15-31 Oktober.

Jika para guru honorer K2 ini ikut aksi mogok massal, ucapnya, proses belajar-mengajar di kelas akan terhenti.

Kepala Disdik Kabupaten Bandung, Juhana meminta agar pemerintah pusat mempertimbangkan kembali terkait status para guru honorer K2 ini, agar bisa diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

"Di Hari Guru Sedunia ini, saya berharap pemerintah pusat mempertimbangkan kembali guru honorer menjadi PNS. Mereka sudah banyak yang lama mengabdi di sekolah," ujarnya di Soreang, Jumat (5/10/2018).

Jorge Lorenzo Kecelakaan saat FP2 MotoGP Thailand, Sepeda Motornya Terbelah jadi Dua

Seorang Warga di Cimahi Tewas Tersambar Kereta Api Argo Parahyangan

Juhana menuturkan, apabila tidak ada peluang guru honorer bisa menjadi PNS, pemerintah diharapkan bisa membuat kebijakan yang berpihak kepada guru honorer.

Sebelumnya telah beredar surat Front Pembela Honorer Indonesia yang memberitahukan kepada seluruh guru honorer agar mengikuti mogok mengajar secara massal.

Mogok secara nasional itu rencananya digelar selama 15-31 Oktober mendatang atau kurang lebih selama 14 hari kerja.

Saat dikonfirmasi, Ketua Forum Komunikasi Guru Honorer (FKGH) Kabupaten Bandung, Toto Ruhiat mengungkapkan pihaknya mendengar seruan mogok massal mengajar tersebut.

Pihaknya mengaku mungkin belum akan mengikuti seruan tersebut sebab di forum tersebut terdapat banyak afiliasi.

"Iya benar, ada seruan mogok massal. Kita mungkin belum mengikuti mogok akan lebih ke pendekatan dialog karena ada berbagai afiliasi," katanya kepada wartawan melalui telepon seluler. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved