Lawang Sanga di Cirebon, Dulu Jadi Pintu Masuk Pengiriman Upeti dan Kantor Syahbandar
"Lawang itu artinya pintu dan sanga berarti sembilan, memang ada sembilan pintu di situs ini,"
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Jika di Semarang ada Lawang Sewu, maka di Cirebon ada Lawang Sanga.
Lawang Sanga berada persis di belakang kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon.
Tepat di tepi Sungai Kriyan, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.
• Juventus Bakal Halangi Keinginan Manchester united Rekrut Zinedine Zidane
Dinamakan Lawang Sanga karena terdapat sembilan pintu di situs tersebut.
Satu di depan, empat di samping, tiga di belakang, dan satu pintu lainnya berada di tengah bangunan itu.
"Lawang itu artinya pintu dan sanga berarti sembilan, memang ada sembilan pintu di situs ini," ujar Lurah Keraton Kasepuhan, M Maskun, saat ditemui di Situs Lawang Sanga, Senin (1/10/2018).
Foto-foto Mobil Marco Simic yang Ringsek Akibat Tabrak Kendaraan Polisi, Mengapa Bisa Terjadi? https://t.co/aFhnyuZGAe via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 2, 2018
Bangunan Lawang Sanga tampak masih kokoh meski cat putih yang melapisi dindingnya terlihat kusam dan memudar.
Dua patung macan juga tampak menghiasi gerbang masuk Situs Lawang Sanga.
Papan informasi yang berada di bagian depan situs itu menyebut, Lawang Sanga dibangun oleh Pangeran Wangsakerta.
Tepatnya era Sultan Sepuh I Syamsudin Martawijaya pada 1677 masehi.
"Dulu Lawang Sanga ini fungsinya sebagai kantor syahbandar," ujar M Maskun.
Ia mengatakan, muara Sungai Kriyan menjadi kanal masuk bagi perahu yang datang ke Cirebon.
Dari mulai para pedagang hingga para tamu sultan atau utusan kerajaan-kerajaan di nusantara.