Gempa Donggala
Eks Kiper Sriwijaya FC Terkurung di Kamar Mandi Saat Gempa Palu: Gini Rupanya Tsunami
Saat dihubungi via chat, pria kelahiran Palu, 35 tahun lalu ini mengaku ia dan keluarganya di Palu kala gempa Palu terjadi.
TRIBUNJABAR.ID- Masih dalam suasana duka karena sang ibunda meninggal beberapa waktu lalu, eks kiper Sriwijaya FC, Ferry Rotinsolu, kembali berduka lantaran bencana yang melanda daerah asalnya, Palu, pada Jumat (28/9/2018).
Saat dihubungi via chat, pria kelahiran Palu, 35 tahun lalu ini mengaku ia dan keluarganya di Palu kala gempa Palu terjadi.
Saat musibah besar tersebut terjadi, Ferry Rotinsolu sempat terkurung di dalam kamar mandi karena sejumlah barang-barang besar ambruk seketika saat gempa melanda.
Ferry Rotinsolu mengaku bersyukur masih diberi kesempatan untuk bertahan dan selamat dari itu semua.
Meski begitu, hatinya hancur saat menyaksikan sendiri banyak rumah keluarganya hancur hingga tak tersisa.
Terlebih semua akses yang ada untuk menjalin komunikasi dengan keluarga semuanya terputus mulai dari jaringan, penerbangan hingga jalan.
• Prediksi Chelsea Vs Liverpool Malam Ini, The Reds Bawa Rapor Merah ke Stamford Bridge
• Hidup Pierre Tendean Berakhir pada G30S/PKI, Korbankan Diri Sendiri Demi Selamatkan AH Nasution

Berikut pengakuan Ferry Rotinsolu saat diwawancara via whatsaap oleh Tribunsumsel.
"Tsunami. Hancur banyak rumah kel (keluarga) hancur, jaringan putus, na nagis rasanya liat keadaan kayak gini. Rumah retak, dalamnya hancur galo2 nga ada sisaah, rumah kel yg lain hancur semua kalau ada gempa naik lagi. Gini rupa nya tsunami," kata Ferry.
Ferry Rotinsolu enggan membayangkan dan mengaku pasrah pada kejadian yang menimpanya itu.
"Ni baru ada, Alhamdulillah sy bisa selamat kalau ingat kejadian semalam gak tau lg pasrah suda, lg mandi tau nya ada gempah dahsyat mati lampu, terkurung di kamar mandi, lemari dapur ambruk semua nga ada jln keluar, Alhamduillah ada jln," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, dikutip dari Kompas, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi dan tsunami dengan kekuatana 7.7 SR Sulawesi Tengah itu, meningkat menjadi 384 orang.
Gara-gara Salah Masuk Mobil, Dua Warga Tasikmalaya Ditembak Polisi, Kapolres Akui Ada Misskomunikasi https://t.co/5xT1Ikzt28 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) September 29, 2018
Selain ratusan korban meninggal, menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB), tercatat 29 orang hilang dan 540 luka berat.
Data tersebut merupakan pemutakhiran dari data yang sebelumnya dirilis BNPB pada pukul 10.00 WIB, yaitu 48 orang meninggal dunia dan 356 orang luka-luka.
"Korban disebabkan karena gempa dan tsunami," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho, di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Sabtu (29/9/2018).