Rupiah Melemah Terhadap Dollar, Kakek Ini Tunjukkan Keprihatinan dengan Cara Tak Biasa

Terdapat tulisan "Tembus 15.000/USD Kasih Rekor MURI u/ Sri Mulyani Sukses," di kertas tersebut.

Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Yudha Maulana
Tribun Jabar/Ahmad Imam Baehaqi
Rahmat (68) saat berdiri di depan Balai Kota Cirebon, Jl Siliwangi, Kota Cirebon, Kamis (6/9/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Sejumlah orang tampak keheranan melihat kakek yang berdiri di depan Balai Kota Cirebon, Jl Siliwangi, Kota Cirebon, Kamis (6/9/2018).

Saat ditemui Tribun Jabar, kakek bernama Rahmat (68) itu mengaku ada alasan tersendiri mengapa ia nekat berdiri di depan Balai Kota Cirebon.

"Saya prihatin, tadi pagi lihat berita di teve nilai tukar rupiah terhadap dolar anjlok sampai Rp 15 ribu," kata Rahmat kepada Tribun Jabar.

Setelah melihat pemberitaan itu, ia pun berinisiatif untuk turun ke jalan.

Bahkan, Rahmat juga langsung membuat papan nama lengkap dengan talinya untuk dikalungkan di lehernya.

Papan nama itu tampak sederhana. Terbuat dari kertas karton putih berukuran kira-kira 20 cm x 30 cm.

Veronica Tan Sempat Ngaku Dipaksa, Saat Ditanya Kenapa Mau Dinikahi Ahok Padahal Tak Pacaran

Terdapat tulisan "Tembus 15.000/USD Kasih Rekor MURI u/ Sri Mulyani Sukses," di kertas tersebut.

Selanjutnya Rahmat berangkat ke Balai Kota Cirebon dari rumahnya di Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.

Ia menempuh jarak kira-kira 6,3 kilometer dengan mengayuh sepedanya.

Setibanya di Balai Kota Cirebon, Rahmat langsung menaikkan sepedanya ke trotoar.

Ia pun mengalungkan papan nama yang telah dibuatnya itu ke lehernya.

Tangannya yang tampak keriput itupun memegang papan nama tersebut.

Dua Rumah di Tasikmalaya Tertimpa Longsor, Satu Rumah Dihuni Lansia

Diketahui, ia mulai berdiri di depan Balai Kota Cirebon kira-kira pukul 8.30 WIB.

"Ini untuk menyadarkan masyarakat bahwa negeri kita diambang kehancuran karena rupiah anjlok," ujar Rahmat.

Namun, Rahmat menolak jika hal yang dilakukannya merupakan unjuk rasa.

Ia lebih senang menyebutnya sebagai aksi keprihatinan atas anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar.

Beberapa yang kebetulan melintas terlihat memotret kakek itu menggunakan kamera ponselnya.

Rahmat pun tampak tersenyum terhadap setiap orang yang lewat di depannya dan mengakhiri aksinya kira-kira pada pukul 11.15 WIB.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved