Masalah Beasiswa Arnita Turnip Beres, Dapat Rp 65 Juta dan Kembali Kuliah di IPB

Sebab, Pemkab Simalungun sudah mengirim uang ke rekening Arnita sebesar Rp 65 juta.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Facebook/Alifah Jauna Multazimah
Arnita Rodelina Turnip, mahasiswa IPB asal Sumut yang beasiswanya diputus. 

TRIBUNJABAR.ID - Permasalahan beasiswa Arnita Rodelina Turnip akhirnya selesai.

Sebelumnya, Arnita Turnip yang tercatat sebagai mahasiswa non-aktif Institut Pertanian Bogor (IPB) itu tidak mendapat beasiswa dari Pemerintah Kabupaten Simalungun sejak semester tiga.

Mahasiswa asal Sumatera Utara itu sempat mengalami depresi dan stres berat.

Menurut ibunda Arnita Turnip, Lisnawati Manik (43), anaknya itu sempat menjerit ketika dihubungi.

"Jadi sewaktu anak kami itu depresi, kalau dihubungi dia selalu menjerit-jerit dan selalu ngawurlah," katanya, Selasa (31/7/2018), dikutip dari Tribun Medan.

Kini, Arnita Turnip sudah dapat melanjutkan kuliahnya di IPB.

Sebab, Pemkab Simalungun sudah mengirim uang ke rekening Arnita Turnip sebesar Rp 65 juta.

Uang tersebut adalah biaya kuliah yang belum dibayarkan dari semester 3.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut Abyadi Siregar.

"Iya tadi saya sudah dapat kabar dari Pemkab Simalungun. Mereka segera melunasi uang kuliah Arnita sejak semester tiga atau lima semester. Jadi persoalan ini sudah clear," katanya melalui hubungan telepon, Kamis (2/8/2018), dilansir dari Tribun Medan.

Pemkab Simalungun mengatakan pihaknya memutus beasiswa karena kesalahan administrasi bukan karena masalah SARA.

Ditanya Deddy Corbuzier Soal Shakira, Denada Ngaku Kecolongan Nangis hingga Air Mata Diusap Putrinya

6 Hari Lawan Kelenjar Getah Bening, Petinju Pelatnas Asian Games Meninggal: Aku Sudah Enggak Kuat

Kepala Dinas Pendidikan Kab Simalungun mengatakan pihaknya sempat kehilangan kontak dengan Arnita Turnip sehingga tidak mengetahui nomor rekening untuk keperluan transfer beasiswa.

"Seperti yang kita ketahui memang, dalam beberapa hari ini ada berita-berita di media yang menyatakan kalau Pemkab Simalungun itu ada bertindak mengarah ke SARA. Perlu saya klarifikasi bahwa masalah pemutusan hubungan beasiswa utusan daerah untuk Arnita Rodelina Turnip di IPB itu sedikitpun tidak ada mengandung unsur SARA," ujarnya, Selasa (31/7/2018).

"Sekali lagi saya tegaskan tidak ada unsur SARA. Pemutusan hubungan yang pernah kita lakukan pada 2016, itu semata-mata karena kesalahan administrasi. Semata-mata hanya karena ada kelalaian pihak sana-sini," katanya.

Abyadi Siregar berharap Pemkab Simalungun tidak mengulangi insiden Arnita Turnip ini.

Ia mengatakan Pemkab Simalungun harus segera mencari tahu keberadaan mahasiswa bila terputus kontak.

"Jangan menunggu, harus dicari. Ibaratnya Pemkab Simalungun ini kan bapaknya. Jadi, saat terjadi putus kontak, sebagai bapak pasti mencari. Ada koordinatornya kan di sana, jangan dibiarkan," ucapnya.

Abyadi juga sudah berkoordinasi dengan pihak IPB, Arnita dipastikan akan melanjutkan kuliah di perguruan tinggi itu.

"Kita sudah koordinasi dengan IPB, Arnita akan diterima kembali," ucapnya.

Abyadi juga akan menemani Arnita Turnip yang masih depresi bertemu dengan Pemkab Simalungun.

Ezechiel NDouassel Absen, Persib Bandung Siapkan Dua Mesin Gol Baru di Laga Melawan Sriwijaya FC

Pengunjung Suzuki Mengantre Berfoto di Mobil Jimny

Arnita Depresi

Arnita Turnip tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kehutanan Program Studi Silvikultur, Institut Pertanian Bogor (IPB) yang berasal dari Sumatera Utara.

Setelah tidak menerima beasiswa, Arnita Rodelina Turnip mengalami masa-masa berat.

Hal tersebut disampaikan ibunda Anita, Lisnawati Manik (43) saat ditemui di Kantor Ombudsman RI Perwakilan Sumut, Jalan Mojopahit Nomor 2, Medan.

Melansir dari Tribun Medan, Lisnawati mengaku anak perempuannya itu mengalami depresi dan berbicara melantur.

"Jadi sewaktu anak kami itu depresi, kalau dihubungi dia selalu menjerit-jerit dan selalu ngawurlah gitu," katanya, Selasa (31/7/2018).

Wanita yang bekerja sebagai petani itu semakin meyakini anaknya mengalami depresi setelah Arnita pulang ke rumahnya di Desa Bangun Raya, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun, Mei 2017.

Ia tak tahan melihat anaknya menderita dan mencoba mengajak bicara Arnita Turnip.

"Saya lihat anak saya itu stres dan sewaktu dikurung di kamar, saya dekati, dan saya bertanya, 'sebenarnya ada apa?, kenapa sampai seperti itu?" cerita Lisnawati Manik.

Setelah diajak bicara dan dibujuk, Arnita Turnip akhirnya mau bercerita.

Lisnawati mengatakan, anaknya itu tidak mengerti alasan di balik pencabutan beasiswa utusan daerah (BUD) yang dilakukan oleh Pemkab Simalungun secara tiba-tiba.

Beasiswa Dicabut, Arnita Rodelina Turnip Mahasiswi IPB Asal Sumut Sempat Depresi dan Teriak-teriak

Terkait kabar ia mnegalami cuci otak dan bergabung dengan jaringan radikal, Arnita Turnip membantah itu semua.

Lisnawati menyebut Arnita Turnip mengalami stres dan depresi karena sangat ingin kuliah.

Beasiswa utusan daerah yang didapatkan Arnita Turnip juga tidak mudah.

"Mak, aku enggak radikal, mak. Aku enggak cuci otak. Aku seperti ini karena pingin kuliah. Aku sudah mati-matian berjuang agar bisa BUD. Tapi karena aku dikeluarkan dan alasannya itu enggak jelas, mak, apa karena aku masuk Islam. Mamak kan tahu aku masuk Islam permisi dan aku itu bukan radikal," ujar Lisnawati yang menirukan perkataan Arnita.

Pemutusan BUD terhadap Arnita Turnip  dinilai tidak sesuai dengan perjanjian.

Sebab, pihak Arnita tidak merasa melakukan pelanggaran seperti penurunan IPK atau perilaku yang melanggar.

Festival Kuliner Keuken No.9 Kembali Digelar Tahun Ini

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved