Perputaran Uang di Kampung Perajin Bendera Ini Capai Puluhan Miliar Rupiah Setiap Hadapi 17 Agustus
Para perajin bendera di Kampung Babakan Sari, Desa Leles, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, mengaku, kewalahan karena
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Para perajin bendera di Kampung Babakan Sari, Desa Leles, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, mengaku, kewalahan karena mendapatkan banyak pesanan dari berbagai tempat di seluruh Indonesia.
Selain memproduksi bendera para pengrajin bendera di kampung tersebut pun, memproduksi pula umbul-umbul, baligho, dan backdrop bermotif merah putih, hingga ratusan kodi.
Salah seorang pengrajin, Arijano, selama musim perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia, seluruh pengrajin disibukkan untuk memproduksi berbagai jenis macam bendera.
• Jadi Aktor Kemenangan Persib Bandung di Laga Melawan PS Tira, Patrich Wanggai Enggan Jemawa
• Nenek Cicah Kini Tersenyum Lega, Gubuk Reyotnya di Cicalengka Bakal Direhab oleh Warga Setempat
"Mulai sibuk sejak bulan Maret hingga mendekati hari kemerdekaan," kata Arijano kepada Tribun Jabar di Kampung Babakan Sari, Selasa (31/7/2018).
Dari produksi bendera itu, kata Arijano, perputaran uang mencapai diperkirakan mencapai angka hingga puluhan miliar dan dipasarkan ke berbagai kota, di antaranya, Bandung, Jakarta, Bekasi, Bogor, Depok, Makassar, hingg Banda Aceh.
"Bayangkan saja, satu produksi rumahan memiliki omzet sampai puluhan juta dan di desa ini hampir ada 2.000 orang yang berkecimpung memproduksi bendera, itu kira-kira 30 miliar," katanya.
Pakai Helikopter, Jenazah Pendaki di Gunung Rinjani Akan Dievakuasi Pagi Ini https://t.co/CqiJansdPJ via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 31, 2018
Untuk produksi pun, kata Arijano, dibagi ke dalam beberapa kelompok, di antaranya, kelompok penjahit, pemotong, penyortir dan penjual.
"Kalau saya hanya tiga saja, untuk jual saya serahkan kepada yang lain. Saya fokus untuk menjual saja," katanya.
Arijano mengatakan, hanya untuk mendapatkan bendera-bendera buatan warga Desa Leles, banyak dari warga kota luar sengaja menginap, untuk mengintip proses produksi.
"Awalnya mereka membeli, tetapi mereka pun ada yang mengambil ilmu. Berarti persaingan sudah ketat, tinggal pertahankan kualitas saja," katanya. (*)