Kondisi Jalan Pangrumasan Rusak Seperti Sungai Kering, Wabup Garut: Itu Jalan Milik Desa

Wakil Bupati Garut mengatakan, jalan rusak yang berada di Desa Pangrumasan, statusnya adalah milik desa, bukan milik Kabupaten Garut

Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Jabar/Firman Wijaksana
Sejumlah warga Pangrumasan terpaksa duduk di atas atap elf jurusan Pangrumasan-Bandung. Hanya ada masing-masing satu elf dari Pangrumasan menuju Garut dan Bandung. 

Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Pemerintah Kabupaten Garut menanggapi keluhan warga Desa Pangrumasan, Kecamatan Peundeuy, Kabupaten Garut, terkait jalan rusak yang selama ini dirasakan sejak lama.

Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, mengatakan, jalan yang berada di Desa Pangrumasan, statusnya adalah milik desa, bukan milik Kabupaten Garut.

"Jalan yang sebelum Desa Pangrumasan itu statusnya milik Kabupaten, tetapi di Desa Pangrumasan sudah masuk milik desa," kata Helmi di Kantor Setda, Jalan Pembangunan, Kabupaten Garut, Selasa (3/7/2018).


Diberitakan Tribun Jabar sebelumnya, Jalan mulus menjadi harapan bagi warga di Kecamatan Peundeuy, Kabupaten Garut.

Apalagi setelah pilkada selesai, warga meminta bupati terpilih untuk memperbaiki jalan di Peundeuy.

Kecamatan Peundeuy berada di wilayah selatan Garut, berbatasan dengan Kecamatan Cibalong dan Singajaya.
Kontur di wilayah Peundeuy berada di pegunungan. Jalan menanjak dan turunan tajam banyak dijumpai di Peundeuy.

Karakteristik jalan tersebut diperparah dengan kondisi yang rusak.

Batu dan tanah membentang di jalan kabupaten. Sisa aspal jalan sangat jarang ditemui. Sebagian warga menyebutnya sungai kering.

Warga Desa Pangrumasan di Kecamatan Peundeuy sudah bosa dengan permintaan perbaikan jalan. Sejak tahun 2001, jalan di Peundeuy belum kunjung diperbaiki. Akibat jalan rusak, ongkos untuk menuju pasar di dekat kantor kecamatan menjadi mahal.

Baca: Orangtua Arya Bingung dan Sedih, BPJS Tak Bisa Digunakan Sementara Arya Tak Kunjung Sembuh

Jarak dari Pangrumasan menuju ke Desa Peundeuy sekitar delapan kilometer.

Sepanjang enam kilometer harus melewati jalan rusak yang menanjak dan menurun. Warga yang akan menuju pasar harus membayar ongkos ojek sebesar Rp 35 ribu pulang pergi.

Tak ada angkutan desa di wilayah tersebut. Jika ingin pergi ke Garut atau Bandung, hanya ada masing-masing satu elf.

Jadwal keberangkatannya pun hanya satu kali setiap harinya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved