Letusan Dahsyat Gunung Fuego Hapus Desa dari Peta, Tumpukan Abu sampai Setinggi Pinggang
Di luar wilayah yang dijaga ketat aparat keamanan di El Rodeo, mobil-mobil terlempar seperti mainan yang dibuang.
TRIBUNJABAR.ID, GUATEMALA CITY - Boris Rodriguez kehilangan orang-orang yang sangat dicintainya hanya dalam waktu semalam saat gunung berapi Fuego di Guatemala meletus.
Istri Rodriguez, kedua orang tuanya, saudara laki-lakinya dan saudara iparnya serta anak-anak mereka meninggal ketika gunung itu memuntahkan lahar dan mengakibatkan awan panas.
Erupsi tiba-tiba membuat tidak ada aba-aba meninggalkan desa sebelumnya.
"Mereka berkerumunan di atas tempat tidur, seperti berusaha bersembunyi dari malapetaka itu."
Apa yang dialami Rodriguez, pria berusia 25 tahun, sangat memilukan. Tetapi Rodriguez tidaklah sendirian.
Baca: Polisi Otopsi Jasad dalam Kantong Keresek, yang Kehilangan Anak dengan Ciri-ciri Ini Diharap Melapor
Baca: Misteri Mayat di Mobil Ayla di Depan Pura Segara, Identitas Korban Masih Belum Diketahui
Foto udara -yang menyebar di media sosial- memperlihatkan kawasan yang terkena semburan debu letusan Gunung Fuego/REUTERS.
Aliran lava dari letusan Gunung Fuego, yang meletus pada Minggu 3 Juni/afp.
Sebagian besar tetangganya di desa El Rodeo juga mengalami kisah memilukan.
Desa itu nyaris seluruhnya terhapus dari peta. Rodriguez selamat dari malapetaka itu hanya karena dia bekerja di bawah gunung, di kota Escuintla, pada perusahaan transportasi.
"Setelah letusan mereda saya berhasil menyeberangi perkebunan kopi di lereng bukit dan menemukan rumah kami sepenuhnya terkubur," ungkapnya.
Baca: Rizky Febian Pernah Blak-blakan Lebih Enak Curhat dengan Lina, Sule Ternyata Cerewet dan Kepo Banget
Baca: Si Doel The Movie Siap Tayang, Para Pemerannya Ceritakan Lika-liku Pembuatannya
Boris Rodriguez kehilangan istri dan keluarganya.
Di luar wilayah yang dijaga ketat aparat keamanan di El Rodeo, mobil-mobil terlempar seperti mainan yang dibuang.
Sungai berwarna kelabu dan tumpukan abu mencapai ketinggian pinggang orang dewasa di banyak wilayah, dan sebagian tanah masih terasa panas.
"Yang paling sulit di sini adalah mencoba menyelamatkan orang-orang di sejumlah bangunan, karena benda-benda di sekitarnya masih membara dan beberapa wilayah masih terbakar," kata Kapten Carlos Valenzuela, koordinator tim SAR.
Sejauh ini jumlah orang yang dinyatakan tewas mencapai 75 orang, tetapi otoritas terkait mengumumkan bahwa sekitar 200 orang masih dinyatakan hilang, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa jumlah korban tewas akan terus meningkat.