Pilgub Jabar

Harga Sembako Mahal, Rindu Punya Program Inovasi Teknologi untuk Memotong Jalur Distribusi

Fahlino mengatakan, mengingat besarnya potensi Jabar yang hingga saat ini masih belum tergali dengan baik, provinsi ini membutuhkan perubahan.

Penulis: Ichsan | Editor: Ichsan
Istimewa
Kandidat Gubernur Jabar nomor urut 1 Ridwan Kamil yang berkunjung ke Desa Mekarharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Minggu (20/5/2018) 

TRIBUNJABAR.ID - Provinsi Jawa Barat saat ini tengah memasuki tahun politik. Meski Pilgub Jabar tinggal menghitung hari, terdapat sejumlah permasalahan yang tampaknya sulit ditemukan solusinya oleh Pemprov Jabar. Salah satunya adalah mahalnya harga sembako.

Menurut survei yang dilansir Indo Barometer, sembako mahal menempati peringkat kedua sebagai permasalahan tertinggi masyarakat di Jabar dengan persentase sebesar 17,9 persen setelah tingginya angka pengangguran, sekitar 23,5 persen.

Sebagaimana dikutip dari laporan inflasi triwulanan Bank Indonesia Jawa Barat, salah satu faktor pemicu mahalnya harga pangan adalah mahalnya biaya produksi.

Baca: Keluarga Cendana Yakin Masyarakat Rindu Soeharto, Sebelum Wafat Konon Ada yang Ular Naga Terbang

"Jika distribusi lebih singkat maka harga pangan juga akan lebih murah. Konsumen bisa menikmati harga murah, tapi di sisi lain petani harga jualnya lebih baik karena tidak memakai tengkulak,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Doni P Joewono kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Menurut Doni, untuk menekan mahalnya harga distribusi, Pemprov Jabar dapat memanfaatkan teknologi atau membuat aplikasi khusus untuk petani.

"Bisa dikembangkan bersama-sama Kementerian Kominfo dan Kementerian Pertanian," katanya.


Pada kesempatan berbeda, ekonom asal Bandung yang kini menjadi dosen di Boston College dan Framingham State University, Amerika Serikat, Fahlino Sjuib mengatakan, tingginya harga bahan pangan hanyalah puncak gunung es, yang dipicu oleh tidak meratanya pertumbuhan ekonomi di Jabar.

"Konsep ekonomi Jawa Barat ke depan harus mengarah kepada beberapa aspek yaitu, adil dan berlanjutan, mandiri, berdaya saing, serta berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi dan mengandalkan potensi daerah," kata Fahlino, melalui ponselnya, Sabtu (2/6/2018).

Untuk itulah, lanjut Fahlino, Gubernur Jawa Barat yang baru harus mampu menyelesaikan ketimpangan ekonomi di setiap daerah. Menurut Fahlino, pasangan Rindu (Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum) memiliki program inovasi teknologi untuk memotong jalur distribusi. “Dengan begitu ketimpangan ekonomi di daerah Jawa Barat akan berkurang,” kata Fahlino.


Fahlino mengatakan, mengingat besarnya potensi Jabar yang hingga saat ini masih belum tergali dengan baik, provinsi ini membutuhkan perubahan.

"Kita menyadari bahwa kita dihadapkan pada dunia yang berubah dengan cepat dan perubahan ini mendatangkan tantangan dan peluang baru yang akan sangat berbeda dengan apa yang sebelumnya pernah kita saksikan dan alami," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved