Ramadhan Berkah
6 Fakta tentang Ustaz Ku Wie Han, Mualaf Setelah Ayahnya Sakit Keras Hingga Jadi Pembina Mualaf
"Setelah lebih dari 10 tahun saya baru berani menyampaikan (berdakwah), sebelum itu hanya berani ke individu," ujar ustaz Ku Wie Han.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI- Saat membuka ceramah, ia kerap menggunakan bahasa mandarin. Ceramah itu kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia maupun ke bahasa Sunda agar jemaahnya mengerti.
Itulah ciri khas ustaz Ku Wie Han. Pria asal Kota Bandung ini seorang pria etnis Tionghoa yang menjadi mualaf hingga bisa menjadi seorang ustaz yang sering mengisi tausiyah.
Ketika mengisi tausiyah pun tak ada yang berbeda denga ustaz yang lain, ia fasih ketika membacakan dalil atau lafadz Alquran.
Pria yang namanya telah diganti menjadi Muhammad Karim Abdurrahman ini masuk Islam pada 30 tahun yang lalu atau ketika usianya menginjak 18 tahun.
Penampilan Istri Virgoun Berubah Total, Dulu Seksi, Sekarang Bercadar https://t.co/TjvtZQ0Khg via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 22, 2018
Berikut 6 Fakta Terkait Ustaz Mualaf Asal Bandung Ini :
1. Mendapat Hidayah Saat Ayahnya Koma
Menganut Agama Islam bagi ustaz Ku Wie Han merupakan suatu hidayah yang bisa membawanya ke kehidupan yang lebih tenang setelah bisa membaca dan memahami setiap bacaan kitab suci umat Islam yakni Alquran.
"Saya mendapat hidayah setelah keluar SMA, setelah ayah saya sakit keras dan masuk rumah sakit Borromeus waktu saya kelas 2 SMA tahun 1988," ujar ustaz Ku Wie Han saat ditemui Tribun Jabar seusai mengisi tuisiyah di Cibabat Park, Kota Cimahi, Minggu (20/5/2018).
Saat itu, sang ayah mengalami sakit keras karena menderita penyakit diabetes dan komplikasi hingga koma selama tiga bulan di rumah sakit.
Melihat ayah tercintanya terkapar di rumah sakit dan tidak sadarkan diri selama itu, ustaz Ku Wie Han mengerti bahwa manusia tidak berdaya saat berhadapan dengan maut.
Baca: Robert Rene Bandingkan Lini Depan Persib Bandung dan PSM Makassar, Pemain Ini Disebut Akan Cetak Gol
2. 10 Tahun Belajar Agama Islam
Pamannya memberikan petunjuk, untuk menemui seorang ulama. Waktu itu, ia belajar agama Islam di sebuah pondok pesantren persatuan Islam di Pajagalan, Kota Bandung.
Dalam proses belajarnya, semula ia belajar tentang rukun Islam dan rukun iman kemudian semua tentang Islam.