Ini yang Dilakukan Dadang M Nasser Saat Remaja, Jika Bulan Ramadhan Tiba, Habis Waktu di Masjid

Bahkan dalam membina remaja masjid, Dadang Naser rela untuk tidur di masjid, sehingga membuat dirinya jarang pulang

Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Ichsan
tribunjabar/mumu mujahidin
Bupati Bandung, Dadang M Nasser 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin

TRIBUNJABAR.ID, SOREANG - Ketika remaja, Bupati Bandung Dadang M Naser rajin menjadi panitia pesantren ramadan. Bahkan saat itu bupati sampai sahur bersama di masjid, demi meraih malam lailatul qodar atau malam seribu bulan.

Ketika remaja Dadang M Naser selalu melakukan kegiatan dengan remaja lainnya di Masjid Agung Ciparay. Beliau aktif di organisasi remaja masjid dan menggelar pesantren ramadan bersama remaja-remaja lainnya.

Baca: Ini Olahraga yang Tepat Saat Berpuasa, Catat Jam Aktivitasnya Jangan Sampai Salah

"Selama ramadan saya jarang ke kampus karena saya fokus menjadi panitia ramadan. Pesantren remaja yang di dalamnya ada materi kepemimpinan rasulullah, sejarah nabi yang disampaikan di saat ramadan," ujarnya di Masjis Al Fathu Soreang, Sabtu (19/5/2018).

Bahkan dalam membina remaja masjid, Dadang Naser rela untuk tidur di masjid, sehingga membuat dirinya jarang pulang untuk sahur di rumah. Selain itu ia pun rela bermalam karena ingin meraih malam lailatul kodar yang hanya ada di bulan ramadan dengan itikaf malam.


"Jarang pulang, kalau sahur kadang pulang, kadang bareng teman-teman di masjid. Sesuai kesepakatan kalau bareng di masjid kita ngaliwet bareng. Remaja masjid mah makanan enggak kurang, kalau ramadan buat buka/sahur banyak," katanya.

Setiap bulan ramadan masa remaja bupati dipupuk oleh kiyi dan para ulama. Melalui ceramah-ceramah yang diisi dengan ilmu keagamaan serta manajemen kepemimpinan. Ilmu tersebut menurutnya tidak dapat diperoleh di sekolah, makanya penting baginya mencari ilmu di luar sekolah.


Selain itu ketika remaja, beliau juga kerap berkoordinasi dengan pengajian-pengajian kampus, seperti dengan Salman ITB dan lainnya. Dalam proses tersebut, Dadang bertemu dengan tokoh-tokoh agama (penceramah).

"Karena saya merasa ilmu agama saya kurang (waktu remaja) saya terus menempel mereka (ulama)," ujarnya

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved